“Ini memperlihatkan bahwa penurunan bisnis kopi murni adalah akibat pandemi dan terganggunya rantai pasok, bukan karena berkurangnya permintaan pasar,” ujarnya dalan keterangan yang dikutip Memo dari JawaPos.com, Senin (10/1).
Maqin memaparkan, saat memasuki tahun 2021, permintaan kopi dunia sudah menunjukkan tren menggembirakan. Nilai ekspor kopi Indonesia rebound ditopang oleh kenaikan harga kopi dunia. Pertumbuhan nilai kopi masih minus yaitu sebesar -1,9 persen pada periode kumulatif Januari – Oktober 2021, namun relatif membaik dari minus 6,9 persen di tahun 2020. Porsi ekspor terbesar yaitu jenis kopi tidak disangrai (98,51 persen) dengan pertumbuhan nilai ekspornya -7,22 persen yoy (year on year) pada tahun 2020.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi. Sebab, Indonesia dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat.