“Ketika kita berupaya melakukan perubahan, tantangan yang dihadapi semakin besar karena ada kelompok yang ingin mempertahankan status quo. Itulah sebabnya muncul tantangan yang sangat besar,” ungkapnya.
Anies menegaskan bahwa konsep perubahan yang mereka usung bukan hanya tentang pergantian kepemimpinan, melainkan juga tentang mengubah paradigma atau cara pandang dalam mengelola Indonesia.
Dia juga menyatakan bahwa agenda utama perubahan bukan hanya seputar dirinya dan calon wakil presidennya, Muhaimin Iskandar, melainkan merupakan panggilan dari berbagai partai yang ingin melihat perubahan di Indonesia.
“Kami melihat bahwa agenda utamanya bukan hanya tentang saya atau Gus Imin, bukan. Karena kami berada dalam situasi di mana kami menerima mandat. Kami tidak mendirikan partai, dan kami tidak mengumpulkan dana untuk mengambil alih kekuasaan,” tegasnya.
Transformasi Dukungan Politik: Anies Baswedan dan Perubahan NasDem
Transformasi dukungan politik ini terkuak melalui perjalanan Anies Baswedan, dari “gebuksi” menjadi sekutu politik. Seiring berjalannya waktu, NasDem melihat kinerja Anies sebagai gubernur Jakarta dan memilih mendukungnya sebagai calon presiden.
Meskipun tantangan besar dihadapi, terutama dari pihak yang ingin mempertahankan status quo, Anies menegaskan bahwa perubahan yang diusungnya bukan hanya tentang pergantian kepemimpinan, melainkan juga mengubah paradigma pengelolaan Indonesia.
Dalam melangkah menuju Pilpres 2024, Anies dan NasDem memandang agenda perubahan sebagai panggilan dari berbagai partai yang ingin menyaksikan perubahan positif di Indonesia.