FOTO ; Anggota komisi lV DPR-RI dari partai golkar ikut tabur bunga dan do’a bersama dimakam Marsinah .
NGANJUK,MEMO.CO.ID –
Sosok Marsinah perempuan desa yang dinobatkan sebagai pejuang HAM dan pembela kaum buruh terus dikenang sepanjang masa. Itu terukir karena kegigihanya melawan bentuk penindasan dari kelompok kapitalis yang semena mena merampas hak kaum buruh.Dengan ketimpangan itu, perempuan yang lahir pada tanggal 10 April 1969 di Desa Nglundo Kecamatan Sukomoro,Nganjuk kerap turun kejalan guna melakukan aksi demonstrasi bersama ribuan buruh.
Klimaknya, pada tahun 1993 tersiar kabar Marsinah diculik dan tidak ditemukan selama tiga hari. Dan ditahun yang sama tepatnya pada tanggal 8 mei, buruh pabrik PT Catur Putra Surya ( CPS ) Porong Sidoarjo,jawa Timur ini dikabarkan meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di area hutan di Dusun Jegong Desa Wilangan,Nganjuk.
Penyebab kematian Marsinah seperti yang dilangsir dari beberapa media sebagai korban penganiayaan.
Dengan peristiwa berdarah itu sempat menjadi catatan emas dari Organisasi Buruh Internasional ( ILO ) dikenal dengan kasus 1773. Termasuk penghargaan dari seorang pengacara besar keturunan Tionghoa bernama Yap Thiam Hien yang populer disebut sebagai pejuang Hak Asasi Manusia.
Catatan sejarah itu dimata kaum buruh dianggap sejarah keramat.Itu terbukti setiap peringatan Hari Buruh atau populer disebut Hari May Day yang diperingati setiap tanggal 1 mei dijadikan moment penting dari sejumlah organisasi perburuhan guna melakukan tabur bunga dan do’a bersama dimakam Marsinah di Desa Nglundo Kecamatan Sukomoro.
Seperti pada hari Senin Legi (1/5) hari ini, dimakam Marsinah sejak pagi sudah dipenuhi rombongan peziarah dari berbagai kelompok organisasi perburuhan.Tidak hanya datang dari dalam Propensi Jawa Timur saja, namun dari luar propensi seperti Jawa tengah,Jawa Barat dan sejumlah rombongan dari luar jawa tumplek blek memenuhi area tempat pemakamn umum ( TPU ) setempat.
Tidak hanya datang dari kelompok buruh saja, namun dari rombongan DPR – RI juga ikut hadir di makam Marsinah. Yaitu Surya Alam salah satu anggota Komisi lV DPR-RI dari Partai Golkar membawa karangan bunga dan melakukan tabur bunga serta do’a bersama dengan kelompok seniman lokal dan puluhan buruh.
Dalam wawancara dengan sejumlah awak media menjelaskan nasib buruh kali ini masih belum beruntung. Yang menjadi persoaln masih seputar upah buruh yang tidak seimbang dengan biaya hidup. Tiga persoalan krusial yang masih menjadi momok kaum buruh adalah persoalan masih diberlakukanya sistem outsourcing dan sistem magang.Termasuk masih dikatakan dia persoalan jaminan sosial pekerja dan masih minimnya upah buruh yang relatif murah. “Tiga persoalan ini adalah PR bagi pemerintah yang secepatnya segera dirumuskan,” paparnya usai tabur bunga.
Sekedar diketahui dalam moment hari May Day ini juga diisi dengan berbagai macam pertunjukkan kesenian diantaranya jaranan,reog dan wayang kulit. Tidak ketinggalan pembacaan puisi oleh salah satu dosen STAIM Nglawak Kertosono menjadaikan suasana semakin khidmat. Serta kelompok paduan suara juga ikut hadir diacara tabur bunga dan do’a bersama di makam Marsinah. ( adi )