Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Indonesia, Petrus Reinhard Golose, mengungkapkan deteksi fentanil di Indonesia yang mengkhawatirkan. Meskipun belum sebesar di Amerika Serikat, obat opioid sintetik ini telah menjadi perhatian serius bagi lembaga dan pihak berwenang.
Dalam acara Bali International Choir Festival (BICF) ke-12, Petrus menyampaikan bahwa fentanil, yang memiliki kekuatan narkotika 50 kali lebih kuat dari heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin, telah masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur, termasuk distribusi farmasi dan peredaran ilegal.
Kepala BNN Ungkap Fentanil Sudah Terdeteksi di Indonesia
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Reinhard Golose mengungkapkan bahwa fentanil telah terdeteksi masuk ke Indonesia, meskipun belum sebanyak di Amerika Serikat.
“Dalam negara seperti Amerika Serikat, fentanil sudah terdeteksi dan dihadapi, meskipun situasinya belum sama persis di sini. Fentanil yang ada di sana diselundupkan oleh organisasi kejahatan,” ujar Petrus saat menghadiri acara Bali International Choir Festival (BICF) ke-12, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada malam Selasa (25/7).
“Di Indonesia, obat ini baru dikeluarkan oleh industri farmasi, namun telah ditemukan di lembaga rehabilitasi milik BNN RI,” tambahnya.
Fentanil termasuk dalam kelompok obat opioid sintetik yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Kemampuannya dalam hal narkotika bahkan dikatakan 50 kali lebih kuat daripada heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengutip bahwa terdapat dua jenis fentanil, yaitu yang diproduksi secara legal oleh industri farmasi dan yang diproduksi secara ilegal. Meskipun begitu, keduanya tetap termasuk dalam golongan opioid sintetik.
Petrus melanjutkan dengan menyebutkan bahwa saat ini lebih dari 296 juta orang di seluruh dunia menggunakan narkotika, dengan Indonesia memiliki lebih dari 3,6 juta pengguna narkotika.
“Dalam skala global, terdapat lebih dari 296 juta pengguna narkotika. Di Indonesia saja, jumlahnya mencapai 3,6 juta. Alasan saya selalu berbicara tentang pentingnya melawan narkotika adalah karena mayoritas korban adalah generasi muda,” jelasnya.
Mengatasi Peredaran Fentanil di Bali: Tantangan dan Upaya BNN
Petrus menegaskan bahwa pihaknya sangat serius dalam memerangi peredaran narkoba di Bali.
“Dari 20 provinsi dengan jumlah narapidana perempuan tertinggi, Bali termasuk salah satunya. Oleh karena itu, fokus utama saya adalah untuk terus menekan peredaran narkotika di Pulau Dewata yang kita cintai ini,” tegasnya.
Sebelumnya, tercatat bahwa kasus kematian akibat overdosis fentanil di Amerika Serikat (AS) meningkat tiga kali lipat. Data ini berdasarkan catatan lima tahun terakhir yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Laporan CDC menunjukkan bahwa hampir 70 ribu orang di AS meninggal karena overdosis obat yang melibatkan fentanil pada tahun 2021. Jumlah ini meningkat hampir empat kali lipat selama lima tahun terakhir.
Menghadapi Ancaman Fentanil di Indonesia: Upaya dan Dampaknya
Kesimpulan artikel ini menekankan perlunya kesadaran dan tindakan berkelanjutan dalam memerangi peredaran fentanil dan narkotika lainnya di Indonesia.
Koordinasi antarlembaga dan masyarakat serta pendekatan preventif dan rehabilitatif menjadi kunci dalam melindungi generasi muda dan menghadapi ancaman narkotika ini dengan lebih efektif.