Example floating
Example floating
Video

Pengakuan Satu Keluarga Penyitas Covid 19, Ini Ciri Ciri Awalnya

×

Pengakuan Satu Keluarga Penyitas Covid 19, Ini Ciri Ciri Awalnya

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Memo.co.id
Keluarga Stevanus Grandy Budiawan menceritakan pengalamannya ketika satu keluarga dinyatakan positif COVID-19. Stefanus dinyatakan positif, setelah sebelumnya istrinya juga dinyatakan positif Covid-19.

Pengakuan blak blakan Stevanus itu disampaikan dalam dialog interaktif yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional , di canel youtubnya. Thema yang diambil dalam dialog tersebut adalah Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan Aman

Dijelaskannya, kejadian itu terjadi pada tiga bulan lalu. Selang beberapa hari kembali menjalani pekerjaan di kantor, sang istri menunjukkan gejala demam dan radang tenggorokan. Melihat hal tersebut dia membawa sang istri ke dokter, dan awalnya didiagnosa radang tenggorokan.

Lebih lanjut, usai menjalani istirahat yang cukup. Sang istri kembali bekerja, namun karena sempat menunjukkan gejala demam dan radang, pihak perusahaan tempat bekerja istrinya meminta hasil swab test.

“Diminta swab sebelum kembali ke kantor, Sabtu pagi swab dan hasilnya keluar keesokan harinya dan positif. Minggu saya dan dua anak swab hasilnya Senin, kami dinyatakan positif,” jelas Stevanus.

Dijelaskannya, dia sekeluarga sudah mengantisipasi kemungkinan akan dinyatakan positif. Mengingat saat itu dia menemukan gejala pada sang istri yang dicurigai COVID-19.

“Satu gejala yang buat kami kelihatan COVID-19 adalah hilangnya indra penciuman. Kesaharian (indra penciumannya kuat). Kami ngerasa setidaknya sudah mengantisipasi dan siap mental. Meski kaget sih kaget dengernya, tapi sudah diantisipasi,” jelas dia.

Ketika dirinya dan sekeluarga terkonfirmasi positif COVID-19 sekelurga, dia kemudian menghubungi pihak RT dan RW serta petugas kesehatan puskesmas di lingkungan rumahnya. Dia juga selalu menerapkan sikap positif dalam menghadapi situasi tersebut.

“Dan yang penting bersikap positif, buat saya ada pertanyaan kemarin-kemarin enggak saya jawab. Kena dimana? Kok bisa? Itu enggak perlu dijawab tapi kita fokus ke depannya harus gimana,” kata dia.

Selama menjalani isolasi mandiri selama dua pekan di rumah Stevanus dan keluarga juga merasa bersyukur. Lantaran seluruh tetangga di sekitar rumahnya sangat supportif membantunya. Dia sekeluarga mendapatkan pasokan sayur dari tetangga sekitarnya.

Selama menjalani isolasi mandiri Stevanus sekeluarga juga melakukan konsultasi dengan sejumlah dokter. “Sepanjang 14 hari sekitar 4-5 kali konsultasi termasuk dengan pihak puskesmas. Saya akan konsul spesifik kalau ada keluhan tambahan yang dirasakan,” jelas dia.

Selama 14 hari masa isolasi tersebut, Stevanus dan keluarga mengonsumsi sejumlah makanan yang bergizi dan seimbang, mengonsumsi vitamin dan rajin berjemur di bawah sinar matahari. Dan yang terpenting kata dia, harus memiliki mindset yang positif.

Usai menjalani 14 hari masa isolasi mandiri, dia bersama keluarganya kemudian menjalani swab test kembali. Dari tes tersebut diketahui dia dan keluarga dinyatakan negatif COVID-19. Meski begitu, diakuinya usai dinyatakan negatif dia bersama istri dan kedua anaknya menjalani dua pekan isolasi untuk memastikan keamanan semua pihak.

Meski sudah dinyatakan negatif, diakui Stevanus merasa bersyukur. Dia bersama dengan keluarganya juga selalu saling mengingatkan untuk menaati protokol kesehatan dengan ketat.

“Buat kami yang sudah punya pengalaman kami sudah tahu apa yang terjadi. Jadi, jangan sampai ini terjadi kembali. Prinsipnya kehati-hatian tidak boleh gak jaga protokol kesehatan. Anggap semua orang termasuk kita OTG,” jelas dia.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.