“Yang sangat terasa di Surabaya adalah aplikasi sayang warga. Para kader seperti posyandu itu mereka merasa dimudahkan untuk pelaporan data di aplikasi ini,” imbuh Fikser.
Kata Fikser, data-data yang dilaporkan oleh para kader itu langsung dieksekusi oleh Pemkot Surabaya terkait kebutuhan masing-masing.
Seiring integrasi teknologi dalam layanan ke masyarakat, Fikser mengungkap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kota Surabaya pun turut meningkat.
“Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) IKM Kota Surabaya mencapai 82,74 persen. Dari sini kita lihat potensi bagi pemkot,” jelas Fikser.
Meski demikian, di era society 5.0 ini Fikser berharap jangan sampai masyarakat Surabaya jadi terbalik dalam pemanfaatan teknologi.
Fikser, mencontohkan program Surabaya Bergerak kolaborasi Pemkot Surabaya dan Suara Surabaya Media. Menurutnya itu program yang bagus untuk gotong royong antarwarga melalui sistem penjadwalan di aplikasi.
“Surabaya Bergerak salah satu jawabannya. Di era society 5.0 ini jangan sampai terbalik. Sehingga kita yang dimanfaatkan oleh alat teknologi,” pungkas Fikser