Jakarta, Memo
Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu memprediksi pembatasan BBM subsidi, Pertalite dan Biosolar, akan membuat masyarakat frustrasi.
Yannes menyoroti berbagai hal seputar pembatasan BBM subsidi, salah satunya penerapan QR Code dari Pertamina. QR Code ini nantinya akan memilah warga mana saja yang boleh mengisi BBM subsidi dan yang tidak di SPBU.
Penerapan QR Code di SPBU dan proses pendaftaran yang makan waktu lama, dikatakan Yannes bisa menimbulkan gejolak, terutama pada tahap awal implementasi kebijakan pembatasan.
“Proses pendaftaran dan verifikasi yang rumit atau memakan waktu dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan frustrasi bagi masyarakat, terutama mereka yang kurang familiar dengan teknologi atau memiliki akses terbatas ke internet,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/8).
Ketidakpuasan dan frustrasi dia sebut juga dapat meluas hingga memicu aksi protes atau unjuk rasa, terutama jika masyarakat merasa proses pembatasan tidak adil atau justru merugikan.
“Kelompok-kelompok yang merasa paling terdampak, seperti masyarakat berpenghasilan rendah mungkin akan lebih rentan terhadap gejolak sosial yang berpotensi terjadi,” tururnya.