Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa kapasitas MNP telah ditingkatkan hingga 150 persen, dari sebelumnya 1 juta TEUs menjadi 2,5 juta TEUs per tahun. Waktu sandar kapal di pelabuhan juga meningkat menjadi maksimal 24 jam, dibandingkan sebelumnya yang mencapai 48 jam.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa MNP direncanakan sebagai pelabuhan utama dan pusat distribusi bagi pelabuhan-pelabuhan di wilayah Indonesia timur, terutama untuk kegiatan ekspor.
Sebelumnya, ekspor berbagai produk unggulan dari wilayah tersebut dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya atau Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
“Diharapkan dengan adanya dua pelabuhan di Makassar, yaitu Pelabuhan Soekarno-Hatta dan Makassar New Port, akan semakin mendukung dan memperbaiki distribusi logistik di Indonesia,” kata Budi dalam keterangan resmi pada hari Rabu, tanggal 21 Februari.
Makassar New Port merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional. Pembangunan MNP dilakukan dalam tiga tahap dan direncanakan selesai pada tahun 2037. Proyek ini sepenuhnya didanai oleh PT Pelindo.
Membangun Makassar New Port: Pelabuhan Strategis yang Mengubah Landscape Logistik Indonesia