“Kalau yang dari jalur udara, tempat karantina di Jakarta itu yang pertama. Di Surabaya ini yang kedua,” kata Jenderal Andika di sela memantau tempat karantina pekerja migran di Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Surabaya, Kamis sore.
Dalam kesempatan itu, Jenderal Andika mengapresiasi tempat-tempat karantina bagi kepulangan pekerja migran yang telah disiapkan di wilayah Kota Surabaya yang menurutnya cukup representatif.
Selain di Gedung Balia Diklat Keagamaan Surabaya, sepanjang hari ini Panglima juga mengunjungi tempat karantina bagi pekerja migran di Asrama Haji Sukolilo dan Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur di Surabaya.
Panglima Andika memastikan tempat-tempat karantina bagi pekerja migran yang pulang melalui jalur darat dan laut juga telah disiagakan di sejumlah daerah atau kota wilayah perbatasan dan pelabuhan.
“Ada beberapa titik tempat karantina yang telah kami siapkan bagi pekerja migran yang pulang lewat jalur laut dan darat. Misalnya, di Batam. Selain itu, di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara. Itu memang sudah kami siapkan karena merake pulang melalui jalur darat,” ujarnya.
Pemerintah, lanjut Panglima, saat ini sedang berupaya mengantisipasi gelombang ketiga pandemi COVID-19.
Panglima Andika mengungkapkan saat ini kasus COVID-19 di Tanah Air kembali meningkat disebabkan munculnya varian baru Omicron yang penularannya terbilang cepat.
“Salah satu ciri-cirinya Omicron, selain penularannya cepat, juga menjangkiti orang dengan tanpa gejala,” tuturnya.
Panglima Jenderal Andika meyakini salah satu antisipasi dalam rangka menekan penularannya adalah dengan menyiapkan tempat-tempat karantina untuk memperketat kepulangan PMI dari jalur darat, laut dan udara.