Prawoto Sadewo
Masyarakat disuguhkan berita mega korupsi yang fantastis, seiring program makan bergizi gratis. Rakyat diajarkan, hidup sederhana yang realistis. Satu sisi, Prabowo membentuk kabinet gemuk. Tentu menguras anggaran yang sangat besar.
Dampak efisiensi pangkas anggaran berimbas. Seluruh Rakyat menjerit. Hingga awal Maret 2025, kegiatan di daerah seret. Program di daerah belum berjalan. Mayoritas pekerja buruh harian mengeluh. Anehnya, kegiatan kunker wakil rakyat berjalan. Seolah tak mengenal program pemangkasan anggaran dari pusat.
Rakyat disuguhkan berita viral, pagar laut sepanjang 30,16 km yang kini hilang tertelan ombak. Mengalihkan isu pagar laut, ribuan mahasiswa turun ke jalan kritisi program makan bergizi gratis. Karena jutaan anak-anak bangsa membutuhkan pendidikan gratis, ketimbang makan gratis.
Tuntutan mahasiswa belum mendapatkan respon. Rakyat dialihkan video band asal Purbalingga yang mengekprsikan karyanya lagu Bayar, bayar, bayar. Hingga personil senimannya dipecat sebagai guru. Dan keduanya mendapatkan “tekanan” hingga minta maaf. Hal ini menjadi geger jagat sosial, dianggap pembungkaman terjadap pelaku seni.
Hidup rakyat semakin susah, harga pangan susah dikontrol. Polisi sibuk ngurusi band Sukatani. Malah gak peduli koruptor yang plesiran di lapas Sukamiskin. Ribuan pengangguran baru menyusul, dampak PHK PT. Sritex Jateng.
Catatan penulis, dugaan mega korupsi di angka trilyunan Rupiah. Seperti, Pertamina Rp. 986,5 T. PT. Timah Rp. 300 T. Bank Indonesia Rp.138.T. PT. Duta Palma Rp. 78 T. PT.PPI Rp.37,8 T. Asabri Rp. 22,7 T. PT. Jiwasraya Rp.16,8 T. PT. Musim Mas Rp. 12 T. Garuda Indonesia Rp.9,3 T. Kominfo Rp. 8 T.
Nah, mega koruptor ini klasemen sementara masih Pertamina yang menjadi puncak tertinggi. Semuanya sebagian besar merupakan lembaga plat merah, yang merampok uang negara. Bila program makan bergizi gratis, mestinya tidak harus memangkas program kerja lainya.