MEMO – Menjelang bulan Ramadan, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap kejahatan siber, terutama dalam transaksi keuangan dan penggunaan media sosial. Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, menegaskan bahwa mengaktifkan verifikasi dua langkah menjadi langkah penting dalam mencegah aksi peretasan dan pencurian data yang semakin marak.
“Misalnya di WhatsApp, selalu aktifkan two-step verification (verifikasi dua langkah). Sekalipun ada pihak yang berhasil mengakses akun kita, mereka tetap harus memasukkan kode tambahan. Ini akan membuat proses peretasan jauh lebih sulit,” ungkap Alfons dalam wawancaranya dengan Pro3 RRI pada Rabu (26/2/2025).
Menurut Alfons, meningkatnya kasus penipuan online menjelang Ramadan disebabkan oleh narasi menggiurkan yang digunakan oleh para pelaku untuk menipu korban. Ia menekankan bahwa masyarakat harus lebih teliti dalam melindungi data pribadi, terutama username, password, dan kode OTP, yang sering menjadi target utama pelaku kejahatan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa kejahatan keuangan cenderung mengalami peningkatan signifikan menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya transaksi digital dan konsumsi masyarakat, yang membuka lebih banyak celah bagi para pelaku kejahatan siber untuk beraksi.
