Acara diawali dengan do’a dan jargon penyebar semangat “Jangan bertanya apa yang engkau dapatkan dari negara ini tapi bertanyalah apa yang telah engkau berikan untuk negara ini”. Kemudian menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pelafalan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 oleh Fadli 7 tahun dengan khidmat. Acara ini mengusung tema Budaya Panji yang sudah dikenal banyak negara dengan pengisi acara dari berbagai kalangan masyarakat, antara lain:
1. Komunitas Tari Topeng Jati Duwur dari Jombang dengan lakon Klonojoko.
2. Sanggar Tari Sasono Panji Saputro dari Situs Ndalem Pojok dengan lakon Panji Gumelar.
3. Pementasan Seni Janturan oleh Agus Bimo dari Klaten dengan lakon Entit Ngarit.
4. Kolaborasi Komunitas Kediri Bertutur, Agata Aurelia mahasiswa UI jurusan Komunikasi dan Iik Suryani penari dari Solo.
5. Tembang ilir-ilir oleh Mbah War violis dari Kediri.
6. Orasi Budaya Panji oleh Patrick Vanhoebrouck dari Belgia.
7. Kesenian Jaran Kepang oleh Wargo Putro Budoyo dari Pojok Kediri dengan judul Rampokan.
Saat dikonfirmasi memo.co.id Juwaini (Cak Ju panggilan akrabnya) yang berprofesi sebagai penyair dan budayawan menyampaikan bahwa, “Harapannya khususnya warga Kediri dan umumnya seluruh rakyat Indonesia mengenal cerita dan budaya panji. Karena cerita dan budaya panji sudah menyebar luas ke Asia Tenggara. Cerita panji sarat muatan pesan moral, nilai budaya dan bangsa”.
Warga sekitar Situs Ndalem Pojok sangat berantusias mendukung acara ini. Hal ini terbukti dengan jumlah penonton yang semakin banyak walaupun semakin larut malam. Mulai dari penampilan tari topeng sampai dengan kesenian jaran kepang, para penonton tetap setia berada di Situs Ndalem Pojok tempat di gelarnya pagelaran budaya ini. (Widya)