Kakek korban, Tuhono mengatakan BD memang memiliki keinginan kuat untuk masuk SMA pilihannya itu. Ia juga tidak menyangka cucunya sampai nekat mengakhiri hidupnya.
“Tidak pernah ada masalah sebelumnya. Bahkan setiap selesai UN, dia selalu menyempatkan mampir ke rumah saya di Ngemplakseneng (Manisrenggo),” ungkapnya.
Sempat beredar kabar BD tertekan lantaran dimarahi orangtuanya perihal nilai UN yang tidak memuaskan. Namun hal itu ditampik oleh pihak keluarga. “Orangtuanya tidak memarahi, anaknya baik. Kemungkinan karena nilai itu, anaknya jadi tertekan,” katanya.
Kapolsek Prambanan AKP Frans Minarso, membetulkan adanya kejadian tersebut. “Kami telah memeriksa korban dan saksi-saksi. Kami pun telah bekerjasama dengan bidan desa setempat. Hasil pemeriksaan, ini murni bunuh diri,” terangnya.
Selain itu pihak Polsek juga mengamankan barang bukti berupa sambungan kerudung yang digunakan korban untuk gantung diri. Menurut AKP Frans, pihak keluarga menduga korban nekat melakukan gantung diri karena dimarahi orang tuanya. ( nu )