Surabaya, Memo.co.id
Gara gara minuman keras, seseorang prilakunya bisa luar kontrol. Ribut Margiono, usia 30 tahun, ngamuk dan memukul Ny Rasmiyah, usia 51 tahun, pemilik warung kopi di Kedung Baruk Surabaya. Akibatnya, perempuan tua itu memar di bagian pelipis dengan luga darah.
Ngamuknya buruh bangunan asal Rungkut Tengah Surabaya itu bermula, saat Ribut Margiono pesta minuman keras bersama teman temannya, di sebuah area lokasi pembangunan proyek. Karena mabuk setelah minuman keras, Ribut bicaranya nglantur dan teriak teriak.
Dia berjalan ke warung langganannya. Warung tersebut milik Rasmiyah. Setelah masuk warung itu, buruh banguan itupun juga marah marah. Bahkan, pemilik warung yang sudah tua jadi sasaran amukannya. Wanita tua tersebut ditempeleng hingga pelipisnya terluka.
Sejak itulah, warung tersebut geger. Ribut semakin membabi buta, sedanbg warga sekitar mengendalikan pria yang sudah mabuk tersebut. Sebagian warga melaporkan ke kepolisian karena sudah mengganggu ketentraman warga sekitar. Tidak lama kemudian, petugas datang dan menangkap Ribut Margiono.
Namun, pemuda pemabuik itu malakukan perlawanan. Dia teriak teriak . Namun, begitu digertak polisi, dia kabur. Lelaki itu melarikan diri ke arah kali Jagir. Di tepi sungai Jagir, dia menjeburkan diri karena dikejar polisi. Beberapa petugas membiarkan dia berada di sungai. Petuygas lainnya juga berjaga dari arah lain untuk menangkap pria yang masuk ke sungai tersebut.
Begitu Ribut Margiono menepi karena tidak kuat bertenang, polisi dengan gampangnya menyiduk dia dalam keadaan basah kuyub. Petugas yang mengenakan kaos berlogo Polri juga basah kuyub akibat menangkap buruh bangunan yang mabuk miras tersebut.
“Korban takut dan lari, tapi dia terus mengacungkan pisau yang diambil dari warung korban,” kata Kompol Dwi Heri Sukiswanto Kapolsek Rungkut Surabaya melalui Kanit Reskrim, AKP Abdul Karim Renngur. ( mar )