Baru-baru ini, ditemukan seorang mahasiswa dari Universitas Airlangga yang meninggal dalam sebuah mobil. Diyakini bahwa kematian tersebut disebabkan oleh bunuh diri dengan menghirup helium.
Dari insiden ini, tampaknya kita perlu menyadari bahaya menghirup gas helium.
Helium sebenarnya adalah gas ringan yang biasa digunakan dalam balon. Meskipun gas ini ringan, itu tidak berarti bahwa efeknya tidak berbahaya.
Dikutip dari Healthline, menghirup helium akan menggantikan oksigen dalam tubuh. Ini berarti saat Anda mengambil napas, Anda hanya mendapatkan helium, bukan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Padahal, oksigen memiliki peran vital dalam semua fungsi tubuh. Tanpa cukup oksigen, berbagai risiko kesehatan dapat mengintai.
Bahaya menghirup gas helium bervariasi tergantung dari sumbernya. Berikut adalah beberapa sumber dan bahayanya:
- Menghirup helium dari balon Menghirup helium dari balon biasanya hanya menyebabkan perubahan suara yang lebih tinggi. Namun, paparan helium juga dapat menyebabkan pusing, mual, dan sakit kepala ringan. Secara umum, menghirup helium dari balon tidak menyebabkan masalah fatal, tetapi beberapa kasus melaporkan kematian akibat kesulitan bernapas setelah menghirup helium dari balon.
- Menghirup helium dari sumber lain Masalah serius seringkali muncul saat menghirup helium dari tabung atau tangki bertekanan, yang biasanya digunakan untuk mengisi balon helium. Tabung ini tidak hanya menyimpan lebih banyak helium, tetapi juga melepaskan gas dengan kekuatan yang lebih besar. Semakin banyak helium murni yang dihirup, semakin lama tubuh tanpa oksigen, dan ini dapat menyebabkan kematian karena kesulitan bernapas hanya dalam hitungan menit.
Pentingnya Mengenali Bahaya Helium dan Langkah-langkah Keselamatan Terkini
Menghirup helium dari tabung juga dapat menyebabkan emboli gas atau udara, yang merupakan gelembung yang terperangkap di dalam pembuluh darah dan dapat menyebabkan penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.