Nganjuk. MEMO.co.id
Musim penghujan tak mengenal siapa dan apapun. Tak peduli ada acara resmi ataupu skral sekalipun, waktunya hujan ya tetap turun hujan. Seperti yang terjadi pada acara ritual umat Hindu di Nganjuk kemarin. Larung sesaji dalam rangka upacara Melasti di Nganjuk, Jawa Timur, sempat mengalami kepanikan. Akibat turun hujan secara mendadak.
Upacara yang dilaksanakan di sungai, tiba-tiba air sungai datang secara tiba tiba dan membuat petugas keamanan panik dan segera menghimbau kepada warga yang ada di lokasi sungai agar naik ke atas tanggul sungai. Minggu, (06/03).
Beruntung acara cepat selesai hingga tidak terjadi hal hal yang membahayakan. Upacara Melasti oleh pemeluk agama Hindu ini diselenggarakan di sungai merambat Roro Kuning Desa Bajulan Kecamatan Loceret Nganjuk ini awalnya berjalan lancar dan kidmat.
Warga berkerumun di bibir sungai untuk menanti prosesi yang paling ditunggu yaitu larung sesaji. Namun mendadak petugas keamanan dibuat panik saat tiba tiba saja air sungai yang digunakan tempat prosesi datang dengan tiba-tiba.
Polisi pun meminta agar warga menjauh dari sungai karena air yang deras dan bewarna coklat sangat berbahaya. Beruntung prosesi larung sesaji cepat selesai hingga tidak menimbulkan hal yang berbahaya.
Upacara Melasti ini sengaja digelar oleh warga Desa Bajulan dalam rangka menyambut Tahun Baru Nyepi Saka 1938. Sekitar 150 ummat Hindu se- Kabupaten Nganjuk dengan khidmat melaksanakan upacara Melasti. Dalam tradisi umat Hindu Melasti dilakoni sehari sebelum hari raya Nyepi.
Damri, Pamangku agama Hindu di pura Jagatdinata, desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk ini mengatakan, tujuan diadakanya larung sesaji adalah sebagai bentuk wujud rasa syukur kepada tuhan yang selama satu tahun ini umat Hindu telah diberi dan mengambil hasil bumi. ”Selama satu tahun kita telah mengambil hasil larung sesaji sebagai simbolis rasa terima kasih kita” Terang Damri.
Selain upacara Melasti, umat Hindu Kabupaten Nganjuk juga mengadakan serangkaian acara seperti tradisi tawuran, matur piuning dan nedunan hingga pada saat Hari Nyepi, Rabu, 9 Maret nanti. ( teguh )