“Masalahnya hanya adalah pada saat ketika kita handling ayam yang hidup, ketika sebelum dilakukan penyembelihan sampai ketika kita memasaknya,” imbuh Khrisdiana.
Pada produk telur, Khrisdiana juga mengingatkan agar masyarakat mencuci terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa feses yang mungkin menempel pada kulit telur.
Masyarakat juga tak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging unggas dan telurnya sebab, menurut Khrisdiana, para peternak di Indonesia umumnya sudah andal dalam mengawasi produk-produknya dan tidak akan memasarkan produk hewan yang sakit untuk dikonsumsi oleh manusia.
Apalagi, para peternak sudah memiliki pengalaman setelah flu burung merebak pada 2003 silam sehingga mereka terbiasa dengan melakukan upaya preventif. Jika mendapati hewan yang sakit, maka biasanya peternak akan langsung mengisolasi hewan tersebut dan produk yang berasal dari hewan sakit tidak dikeluarkan.
“Sehingga ini yang saya rasa menjadi jaminan kita sebagai masyarakat bahwa apa yang beredar di pasar ini berasal dari hewan yang sehat. Jadi, jangan takut untuk makan ayam dan juga telur,” kata Khrisdiana.((tim))