Panca pun mengabaikan sosok tersebut dan lanjut ke lantai dua dimana terdapat kaca mozaik indah yang terpasang di dinding.
Entah kenapa setelah melihat penampakan tersebut, Panca mulai bisa melihat lebih jelas dan napasnya mulai teratur.
Walau kepalanya masih terasa sakit. Langkah kakinya masih seperti terseret-seret dan ia merasakan ditarik kuat ke jalan keluar.
“Saya melangkah ke tangga. Seperti disambut rasanya. Saya hanya samar-samar melihat ada bayang-bayang hitam berdiri di pinggir tangga,” katanya.
Normalnya, orang bakal lari keluar namun Panca hanya cuek dan merasa waspada. Ia terlalu lemas untuk berlari.
“Tiba tiba ada suara orang lari kencang sekali diantara struktur kayu. Teman saya yang duluan ke atas kaku dan lari sekencang kencangnya keluar. Katanya ada yang panggil-panggil namanya. Spontan semua orang keluar,” ujarnya.
Dalam keadaan panik, penjaga Lawang Sewu datang mencoba menenangkan mereka yang masih anak anak. Tapi gagal karena Panca dan kawan-kawannya sudah benar benar ketakutan dan meninggalkan Lawang Sewu.
“Kami gak mau kembali sampai renovasi selesai. Gila. Mana ada hantu bisa se intense gitu siang hari. Biasanya malam hari loh. Apalagi saat saya keluar semua berubah menjadi fresh dan saya kembali bugar,” pungkasnya.