“Mereka sudah punya pelanggan masing-masing, kalau untuk yang di dekat-dekat sini mungkin dijual ke pasar di Mojokerto dan Sidoarjo. Kalau online, masih terkendala berat saat pengiriman. Tidak hanya produksi cobek, para pengrajin juga memproduksi beberapa jenis gerabah lainnya. Seperti gentong, pot bunga dan lainnya,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Mojokerto, Ikfina Fatmawati dalam kesempatan beberapa waktu mengatakan, sambel wader sudah menjadi kuliner khas di Kabupaten Mojokerto. “Olahan khas wader yang disuguhkan dengan cobek ini perlu digaungkan agar dikenal lebih luas. Tak hanya sampai tingkat nasional, bahkan mancanegara,” tuturnya.
Dalam jangka panjang, Festival Seribu Layah Sambel Wader diharapkan bisa memunculkan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Jika permintaan lebih banyak, secara otomatis juga akan membuka lapangan pekerjaan baru. Apalagi jika ikan wadernya bisa dibawa pulang memakai layah yang secara otomatis akan meningkatkan produksi perajin cobek di Desa Mlaten.
“Jadi mempunyai multiefek, bisa meningkatkan produksi cobek, petani kemangi juga begitu, dan juga akan muncul budidaya ikan wader baru. Kalau sudah dikenal sebagai sentralnya, itu akan menjadi magnet wisatawan berdatangan. Memang harus di-booming-kan dan nanti akan menjadi pasar yang membuka peluang masyarakat lebih besar,” tegasnya.