Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia Budiman Sudjatmiko menggandeng aktivis pertambangan rakyat nasional meluncurkan pembentukan Koperasi Mineral dan Pengolahan Nusantara (Komandan). Nantinya, koperasi yang akan menjangkau seluruh provinsi di Tanah Air ini akan membantu kegiatan tambang rakyat mulai dari kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, hingga pascatambang.
“Koperasi ini juga nantinya akan melakukan pengumpulan data base mineral yang dilakukan tambang rakyat serta memberikan pelatihan agar dalam pengolahannya sesuai dengan kaidah-kaidah regulasi yang berlaku. Kami bukan mau menguasainya namun ini dilakukan sesuai tujuan koperasi ini dibentuk untuk kesejahteraan rakyat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan perekonomian yang demokrasi dan berkeadilan,” ungkapnya dalam keterangannya, Senin (10/1).
Menurutnya, koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok di Indonesia karena sifat masyarakatnya yang kekeluargaan dan gotong royong. Sehingga, koperasi perlu diberikan kesempatan berperan seluas-luasnya dalam ruang-ruang yang diisi oleh korporasi dan BUMN, khususnya yang bergerak di sektor riil.
Budiman menyebut, koperasi dapat berupaya mengambil peranan untuk membantu pengusaha kecil di sektor pertambangan. Rencananya, pihaknya akan melakukan beberapa tahap pekerjaan dalam mengolah unit bisnis strategisnya, yaitu eksplorasi, eksploitasi, dan pengolahan pertambangan.
Eksplorasi berkaitan dengan pengumpulan sumber daya potensial melaui platform big data operasi bersama manajemen eksplorasi. Operasi lebih ke pendampingan dengan membentuk jasa pendampingan pertambangan UMKM berikut kegiatan perdagangannya.
“Tentunya yang terpenting adalah pascaeksploitasi, koperasi ini melakukan pendampingan sebagai bentuk jasa pemulihan lahan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum Komandan Aditya Darmawan mengatakan, peta jalan koperasi yang dipimpinnya akan berupaya untuk berkontribusi dalam pembangunan pengolahan mineral. Rencananya, koperasi ini akan memfasilitasi pengolahan mineral skala kecil dan menengah, membangun fasilitas pengelolaan sampah berbasis nanoteknologi, serta membangun sebanyak 34 fasilitas pusat permesinan.
Agar kerja koperasi lebih efektif, pihaknya menempatkan koordinator di setiap wilayah. Saat ini, sudah ada tujuh koordinator wilayah yang berada di setiap provinsi. Ke depan, akan dibentuk koordinator wilayah lainnya sehingga terisi di seluruh 34 provinsi di Indonesia.
Aditya menambahkan, pihaknya akan membangun platform digital sehingga jutaan penambang rakyat mempunyai kompetensi dalam pengelolaan mineral hingga turunannya untuk kesejahteraan Indonesia.
“Inovasi teknologi akan mengubah stigma usang tersebut. Koperasi adalah model perusahaan, maka cara pikir mengolah bisnisnya harus berpedoman kepada kepentingan bersama termasuk dalam pengembangannya,” pungkasnya.