Jika nantinya ada perlawanan balik dari pihak luar maupun dari oknum polisi, Tito tidak perlu takut. “Saya pikir masyarakat akan semakin mendukung Polri kalau pak Tito berani bongkar ini,” lanjut dia. Berdasarkan informasi yang Haris himpun, ada tarik menarik kepentingan di internal Polri. Novel pun sudah mengungkap bahwa ada keterlibatan perwira tinggi Polri dalam kejadian itu. Namun, korps Bhayangkara memilih menutupinya demi melindungi citra Polri.
“Kalau bilang tidak ada yang terlibat, itu sopan santun membela korpsnya aja,” kata Haris.
“Kalau ada tarik menarik kepentingan dan memainkan kasus Novel, saya rasa sejumlah penyidik tahu soal ini. Termasuk Kapolri,” lanjut dia. Haris melihat banyak kepentingan di tubuh kepolisian yang memengaruhi proses penyidikan yang menyebabkan politik saling “sandera” di internal.
Haris meyakini sebenarnya Polri mampu mengungkap kasus Novel berbekal barang bukti dan informasi yang cukup banyak dihimpun. “Namun, kemampuan pengungkapan terhadap kasus Novel justru terhadang oleh kepentingan beberapa kelompok di internal kepolisian,” kata Haris. ( nu )