Risalah Nur merupakan karya monumental Badiuzzaman Said Nursi Buah pemikirannya menjadi tonggak pemikiran Islam modern di Turki.
Lalu apa rahasia yang membuat Risalah Nur bisa tersebar luas sehingga salinan yang sebagian besarnya hanya ditulis tangan mencapai 600 ribu salinan di mana ia tersebar secara sangat luas dan diterima oleh orang-orang dengan penuh antusias serta ditelaah, baik di dalam maupun di luar negeri dengan suka cita?
Dalam buku berjudul “Khutbah Syamiyah: Manifesto Kebangkitan Umat Islam” terbitan Risalah Nur Press, Said Nursi yang terkenal sebagai ulama dan pemikir asal Turki yang memiliki ide-ide fundamental dan komprehensif ini menuliskan sebuah jawaban penting dari sebuah pertanyaan yang sangat urgen.
Dalam pelajaran yang dia sampaikan 40 tahun yang lalu, “Said Lama” menyebutkan lewat firasatnya berbagai pelajaran Risalah Nur yang luar biasa berikut pengaruhnya seolah-olah ia melihatnya secara langsung.
Banyak yang bertanya kepada Said Nursi dan kepada sejumlah saudaranya, di mana mereka masih terus bertanya, “Mengapa Risalah Nur tidak terkalahkan dalam menghadapi gempuran banyak penentang, filsuf yang keras kepala, dan pengusung kesesatan?”
Padahal dalam batas tertentu, dengan sekuat tenaga, mereka telah berusaha menghalangi penyebaran jutaan buku Islam yang sangat bernilai. Mereka berusaha menjauhkan banyak orang, terutama kalangan pemuda baik-baik dari berbagai hakikat iman dengan cara memberikan sejumlah sarana kesesatan sekaligus melenakan mereka dengan kenikmatan duniawi.
Selain itu, menurut Nursi, mereka juga berupaya mematahkan kekuatan Risalah Nur lewat berbagai bentuk pengkhianatan, sejumlah serangan, beragam kebohongan, menyebarkan propaganda palsu, menakut-nakuti dan menghasut mereka agar menjauh darinya. Kendati demikian, Risalah Nur tetap tersebar.
Lalu apa rahasia yang membuat Risalah Nur bisa tersebar luas sehingga salinan yang sebagian besarnya hanya ditulis tangan mencapai 600 ribu salinan di mana dia tersebar secara sangat luas dan diterima oleh orang-orang dengan penuh antusias serta ditelaah, baik di dalam maupun di luar negeri dengan suka cita?
Karena, menurut Nursi, sesungguhnya Risalah Nur yang merupakan tafsir Alquran al-Karim yang hakiki, lewat penjelasan kemukjizatan sejumlah maknanya yang agung, menerangkan bahwa dalam kesesatan terdapat neraka maknawi di dunia ini. Sementara, dalam iman terdapat surga maknawi.
Risalah Nur menjelaskan bahwa kemaksiatan, kerusakan, dan kesenangan yang terlarang berisi derita maknawi yang sangat pedih. Sementara, kebaikan, perbuatan terpuji, dan pengamalan sejumlah hakikat agama melahirkan berbagai kebahagiaan maknawi yang menyerupai kenikmatan surga. “Dengan cara seperti itu, Risalah Nur menyelamatkan kaum fasik dan sesat yang masih memiliki akal dari kubangan kesesatan,” jelas Nursi.