Salah satu kunci penting dalam perkembangan bisnis Marjan adalah kerjasama dengan Hero. Sebagai salah satu supermarket terkemuka pada dekade 1970-an dan 1980-an, Hero memegang peranan penting karena saat itu belum banyak pesaing seperti sekarang.
Hero dikenal sebagai pelopor supermarket yang buka di hari Minggu di Indonesia dan memiliki banyak cabang di seluruh Tanah Air.
Dengan adanya kerjasama ini, Kurnia sangat diuntungkan karena telah memiliki saluran distribusi untuk produk sirupnya. Hal ini yang membuat sirup Marjan menjadi sangat populer di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Marjan sempat menjadi bagian dari bisnis keluarga Tjokrosaputro, yang juga merupakan pendiri dari merek batik ternama, Batik Keris.
Namun, saat ini Marjan berada di bawah pengelolaan PT Lasallefood Indonesia setelah mengakuisisi bisnis PT Suba Indah pada tahun 2002. Dalam situs resminya, Lasallefood mengklaim telah berhasil meningkatkan bisnis hingga 50 kali lipat dalam kurun waktu 18 tahun dan menjadikan Marjan sebagai merek terdepan di pasar sirup Indonesia.
Kisah Sukses dan Kegigihan di Balik Marjan: Perjalanan Sejarah Sirup Terkemuka Indonesia
Kisah sukses sirup Marjan tidak terlepas dari peran Muhammad Saleh Kurnia, seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang memainkan peran kunci dalam mendirikan toko ritel modern pertama di Indonesia, Hero.
Melalui PT Suba Indah, Kurnia dan rekannya, Phang Kang Hoat, mendirikan pabrik minuman pada tahun 1975, menjawab kebutuhan masyarakat akan produk minuman lokal di tengah dominasi impor. Setelah gagal dengan produk susu, Kurnia memutuskan untuk beralih ke pembuatan sirup, yang kemudian melahirkan sirup Marjan pada tahun yang sama.
Dengan kerjasama dengan Hero, Marjan berhasil merajai pasar sirup di Indonesia, dan setelah mengalami berbagai perubahan kepemilikan, kini menjadi merek terdepan di bawah pengelolaan PT Lasallefood Indonesia.
Kesuksesan Marjan merupakan cerminan dari kreativitas dan ketekunan dalam menghadapi tantangan dalam dunia bisnis Indonesia.