Kisah di Balik Kesuksesan Sirup Marjan: Peran Muhammad Saleh Kurnia dalam Sejarah Bisnis Indonesia
Rahasia Kesuksesan Sirup Marjan yang Mengejutkan Semua!
Bulan Ramadan sering kali dikaitkan dengan sirup Marjan. Mulai dari toko-toko ritel, warung kelontong, bahkan sampai iklan televisi seringkali dipenuhi oleh kehadiran sirup Marjan. Namun, sedikit yang mengetahui kisah di balik berdirinya sirup Marjan. Bagaimanakah ceritanya?
Kehadiran sirup Marjan tidak lepas dari peran Muhammad Saleh Kurnia, seorang pengusaha keturunan Tionghoa di Indonesia. Beliau juga berperan penting dalam pendirian toko ritel modern pertama di Indonesia, yaitu Hero.
Marjan didirikan oleh Kurnia melalui PT Suba Indah pada tahun 1975, dengan pabriknya berlokasi di tepi jalan Jakarta-Bogor. Pendirian pabrik minuman ini bukanlah inisiatif Kurnia semata, melainkan atas usulan rekannya, Phang Kang Hoat.
Phang mengusulkan agar Kurnia mendirikan pabrik minuman karena pada masa itu, masyarakat Indonesia sangat bergantung pada produk minuman impor. Pabrik minuman pada tahun 1970-an masih langka dan produknya hanya dijual oleh distributor yang mengimpor barang dari luar negeri ke Indonesia.
Dalam otobiografi yang berjudul “Perintis Ritel Modern Indonesia: Memoar Pendiri Grup HERO” (2003), Kurnia menceritakan bahwa atas usulan Phang, dia mendirikan Suba Indah yang produk pertamanya adalah susu.
Namun, sayangnya produk susu buatan Suba Indah kurang sukses di pasaran karena sudah ada beberapa merek susu lainnya seperti Indomilk dari Indofood dan Ultramill dari Ultrajaya.
Peran Hero dan Kerjasama Bisnis dalam Membangun Marjan sebagai Merek Terkemuka
Dari kegagalan produk susu itu, Kurnia kemudian beralih fokus ke produk sirup. Akhirnya, pada tahun 1975, lahirlah produk sirup buatan Suba Indah yang diberi nama Marjan Bouduin. Meskipun alasan di balik pemberian nama Marjan tidak diketahui dengan pasti, Kurnia pernah bercerita bahwa dia sering kali memlesetkan nama Marjan menjadi ‘Macan Dibodoin’.
Meskipun pada masa itu sudah banyak produk sirup di pasaran termasuk sirup ABC buatan PT Heinz ABC Indonesia, Marjan tetap disukai oleh banyak orang sejak awal perilisannya.
Salah satu kunci penting dalam perkembangan bisnis Marjan adalah kerjasama dengan Hero. Sebagai salah satu supermarket terkemuka pada dekade 1970-an dan 1980-an, Hero memegang peranan penting karena saat itu belum banyak pesaing seperti sekarang.
Hero dikenal sebagai pelopor supermarket yang buka di hari Minggu di Indonesia dan memiliki banyak cabang di seluruh Tanah Air.
Dengan adanya kerjasama ini, Kurnia sangat diuntungkan karena telah memiliki saluran distribusi untuk produk sirupnya. Hal ini yang membuat sirup Marjan menjadi sangat populer di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Marjan sempat menjadi bagian dari bisnis keluarga Tjokrosaputro, yang juga merupakan pendiri dari merek batik ternama, Batik Keris.
Namun, saat ini Marjan berada di bawah pengelolaan PT Lasallefood Indonesia setelah mengakuisisi bisnis PT Suba Indah pada tahun 2002. Dalam situs resminya, Lasallefood mengklaim telah berhasil meningkatkan bisnis hingga 50 kali lipat dalam kurun waktu 18 tahun dan menjadikan Marjan sebagai merek terdepan di pasar sirup Indonesia.
Kisah Sukses dan Kegigihan di Balik Marjan: Perjalanan Sejarah Sirup Terkemuka Indonesia
Kisah sukses sirup Marjan tidak terlepas dari peran Muhammad Saleh Kurnia, seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang memainkan peran kunci dalam mendirikan toko ritel modern pertama di Indonesia, Hero.
Melalui PT Suba Indah, Kurnia dan rekannya, Phang Kang Hoat, mendirikan pabrik minuman pada tahun 1975, menjawab kebutuhan masyarakat akan produk minuman lokal di tengah dominasi impor. Setelah gagal dengan produk susu, Kurnia memutuskan untuk beralih ke pembuatan sirup, yang kemudian melahirkan sirup Marjan pada tahun yang sama.
Dengan kerjasama dengan Hero, Marjan berhasil merajai pasar sirup di Indonesia, dan setelah mengalami berbagai perubahan kepemilikan, kini menjadi merek terdepan di bawah pengelolaan PT Lasallefood Indonesia.
Kesuksesan Marjan merupakan cerminan dari kreativitas dan ketekunan dalam menghadapi tantangan dalam dunia bisnis Indonesia.