Jakarta, Memo
Kementerian Kesehatan membutuhkan banyak petugas yang bisa disebar seluruh Indonesia, untuk melakukan tugas dan fungsi sebagai tracer dan vaksinator. Kebutuhan aparat untuk melakukan tracing dan vaksinasi itu, hanya bisa bila ada institusi yang langsung berada di desa desa seluruh Indonesia. Kementerian kesehatan butuh 80.000 aparat tracer dan vaksinator.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan bahwa yang memiliki jaringan hingga ke bawah dan menyebar ke seluruh tanah air, hanya TNI dan Polri. Mereka memiliki aparatur hingga tersebar ke seluruh kampung dan desa desa.
” Mereka memiliki sumber daya untuk melakukan tracing dan vaksinator. Meski diakui, kapasitas sebagai vaksinator, memerlukan ketrampilan khusus, hal itu bisa dijalani dengan kerja sama berupa pelatihan kepada petugas. ” jelas Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Kesehatan menjabarkan tentang kunci utama memutus mata rantai penularan Covid 19, yakni memperkuat 3M dan 3T. Kepada masyarakat, harus dibudayakan 3 M, yaitu Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Sedang 3T, yaitu Tracing, Testing, Treatment. 3T membicarakan perihal bagaimana seseorang atau lembaga memberikan notifikasi ataupun pemberitahuan kepada orang yang ada di masyarakat untuk selalu waspada.
Untuk tracing kasus, Kementerian Kesehatan sudah menghitung per 100.000 penduduk memerlukan sekitar 30 trace, menyebar di seluruh desa. Sedang untuk menyelesaikan pelacakan kasus untuk 269 juta jiwa, diperkirakan butuh sekitar 80.000 tracer dan vaksinator di seluruh desa.
“Kita tidak punya aparat seperti itu, yang punya hanya Polri dan TNI, oleh karena itu kita harus bekerjasama dengan Polri dan TNI untuk melakukan fungsi surveilans untuk mengidentifikasi “musuhnya” dimana, dengan melibatkan minimal 80 ribu tracer,” tuturnya. ( aha )