Kasus kematian pertama akibat cacar monyet telah dilaporkan di Afrika Selatan, menandai eskalasi baru dalam wabah ini. Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Joe Phaahla, mengonfirmasi bahwa pasien laki-laki berusia 37 tahun meninggal akibat penyakit ini setelah lima kasus infeksi terdeteksi dalam satu bulan terakhir.
Cacar Monyet Menjadi Ancaman Serius di Afrika Selatan
Kematian pertama akibat cacar monyet dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Afrika Selatan setelah lima kasus dikonfirmasi dalam satu bulan terakhir. Menteri Kesehatan, Joe Phaahla, mengungkapkan bahwa pasien laki-laki berusia 37 tahun meninggal di Rumah Sakit Tembisa pada Senin (10/6/2024). Kasus ini menjadi yang pertama setelah laboratorium mengonfirmasi lima kasus infeksi dalam sebulan terakhir.
Phaahla menyatakan bahwa seluruh kasus cacar monyet terjadi pada laki-laki berusia 30 hingga 39 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara yang dilanda wabah. Ini menunjukkan adanya penularan lokal penyakit ini.
“Kelima kasus ini dikategorikan sebagai kasus parah yang memerlukan rawat inap. Mereka juga memiliki penyakit penyerta dan merupakan bagian dari populasi kunci, yaitu laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki,” kata Phaahla pada Kamis (13/6/2024).
Lebih lanjut, Phaahla menjelaskan bahwa satu pasien telah pulang dari rumah sakit, satu lagi dipulangkan untuk isolasi mandiri di rumah, dan dua pasien lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dekat, menunjukkan gejala mirip flu, dan muncul lesi berisi nanah. Mayoritas kasus zoonosis ini bersifat ringan, tetapi dapat berakibat fatal.
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang pertama kali ditemukan pada 1958 saat terjadi wabah pada monyet peliharaan untuk penelitian. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Kasus pertama pada manusia tercatat pada 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet dapat menular melalui kontak fisik dengan pasien terinfeksi, benda terkontaminasi, atau hewan yang terinfeksi. Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung antar manusia, kontak dengan hewan yang terinfeksi saat berburu atau memasak, atau melalui benda-benda seperti sprai, pakaian, atau jarum yang terkontaminasi. Ibu hamil juga dapat menularkan virus kepada bayi yang belum lahir.
WHO menyarankan untuk mencegah penyakit ini dengan menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi dan vaksinasi bagi individu yang berisiko tinggi.
Mengenal Lebih Dalam tentang Cacar Monyet: Penularan, Gejala, dan Pencegahan
Penyakit cacar monyet, disebabkan oleh virus monkeypox, merupakan zoonosis yang jarang terjadi. Virus ini dapat menyebar melalui kontak dekat, gejala awalnya mirip flu, dengan munculnya lesi berisi nanah pada kulit. Meskipun mayoritas kasusnya ringan, tetapi bisa berakibat fatal terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya pencegahan dengan menghindari kontak fisik langsung dengan individu yang terinfeksi serta vaksinasi bagi mereka yang berisiko tinggi. Edukasi masyarakat tentang cara penularan dan tindakan pencegahan merupakan kunci dalam mengendalikan penyebaran cacar monyet di masa depan.