Jalur Gaza, Memo.co.id
Di tengah kepungan yang tak berkesudahan, angka-angka statistik menjadi saksi bisu dari krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza. Dalam satu hari saja, rumah sakit di sana mencatat tujuh kematian akibat kelaparan dan malnutrisi. Dua di antaranya masih anak-anak. Angka-angka ini menambah daftar panjang korban, dengan total 251 orang meninggal, termasuk 110 anak.
Baca Juga: Protes Memanas di Timor Leste, Ribuan Warga Turun ke Jalan Tolak Pembelian Mobil Mewah Anggota DPR
Krisis ini bukan sekadar insiden, tetapi bencana yang terus merajalela sejak Israel menutup seluruh perbatasan dengan Jalur Gaza pada 2 Maret lalu. Akibatnya, pasokan bantuan kemanusiaan, makanan, dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan hampir tidak bisa masuk.
Kondisi ini terkonfirmasi oleh berbagai organisasi internasional. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa kasus malnutrisi di kalangan anak-anak berusia di bawah lima tahun meningkat dua kali lipat hanya dalam rentang Maret hingga Juni.
Baca Juga: Haiti di Ambang Runtuh: Mayat-mayat Bergelimpangan, Lebih dari 50 Tewas Akibat Gengster
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengungkapkan data yang sama-sama mengkhawatirkan: satu dari lima anak balita di Gaza menderita kekurangan gizi akut.












