Dalam kurun waktu 14 tahun bergelut dibidang usaha konveksi ini masih dikatakan dia hanya sekali pernah mendapatkan bantuan modal pinjaman dari UKM itupun nilai pinjamanya sangat kecil yaitu sekitar Rp 6 juta. Dengan nilai modal pinjaman itu menurutnya hanya cukup untuk belanja kain saja. Sedangkan untuk modal pembelian alat konveksi dengan terpaksa masih mencari pinjaman di bank dengan nilai bunga tinggi.
Harapan dia lebih lanjut dikatakan dia semestinya pemerintah daerah melalui dinas teknis terus inten mensosialisasikan program pemberdayaan usaha kecil menengah dikalangan masyarakat luas khususnya kelompok pemilik usaha. Karena bagaimanapun itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam rangka membuka lapangan pekerjaan selebar lebarnya dengan begitu akan berdampak positif mengurangi angka penggangguran di Kabupaten Nganjuk.
Diakuinya, jumlah karyawan yang bekerja sebagai tukang sablon dan penjahit setiap harinya tidak kurang dari 15 orang. Seluruh pekerja diprioritaskan warga setempat terdiri dari kelompok ibu rumah tangga dan pemuda. ” Dengan ikut sertanya pelaku usaha kecil mengurangi angka penggangguran seperti ini , semestinya perhatian pemerintah sangat dibutuhkan.Minimal memberikan jalan keluar bagaimana kelompok usaha kecil tetap bisa eksis dan bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak,” pungkasnya.
Sementara itu dikatakan Karyo Sulistyono salah satu anggota DPRD Nganjuk menanggapi persoalan terpuruknya usaha kecil menengah di Kabupaten Nganjuk ada faktor ‘ X ‘ yang masih sulit diurai. Menurut kaca mata dewan , dengan lesunya serapan produk konveksi berskala kecil karena ada rentetanya dengan campur tangan pejabat dalam menggendalikan konsumen terutama yang ada di lembaga pemerintah seperti sekolahan. Oknum pejabat tersebut mengeluarkan rekomendasi kepada pengusaha besar yang ditunjuk sebagai suplayer tunggal melayani pesanan seragam sekolah. ” Persaingan ini jelas tidak sehat. Sangat disayangkan lagi kenapa harus melibatkan campur tangan pejabt ini bukan porsinya. Kalau ini tidak bisa dihentikan maka yang menjadi korban adalah kelompok usaha gurem lambat laun akan gulung tikar,” tegasnya.( adi )