Example floating
Example floating
Jatim

Kecam Tindakan Represif dan Brutal Pihak Aparat di Stadion Kanjuruan Malang

×

Kecam Tindakan Represif dan Brutal Pihak Aparat di Stadion Kanjuruan Malang

Sebarkan artikel ini
Kecam Tindakan Represif dan Brutal Pihak Aparat di Stadion Kanjuruan Malang
Example 468x60

 

Surabaya, Memo
Lebih dari seratus orang menjadi korban jiwa atas peristiwa kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tragedi inipun menyita perhatian publik.

Terkini, diduga terdapat 153 orang meninggal dunia akibat insiden nahas setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10) malam. Kepala Bidang Advikasi Hukum dan HAM PW GMPI Jawa Timur Imam Santoso menyampaikan duka cita atas peristiwa tersebut.

Dia pun menyesalkan penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian dalam insiden tersebut. “Mengecam keras tindakan represif dan brutal pihak aparat keamaan di stadion Kanjuruhan, Malang terutama dalam penggunaan gas air mata yang dilarang oleh FIFA,” kata Imam kepada wartawan, Minggu (2/10).

Imam meminta Kapolres Malang dan Kapolda Jawa Timur untuk bertanggungjawab atas meninggalnya 153 orang. Jatuhnya korban jiwa, menurut Imam, disebabkan ketidakprofesionalan pihak aparat keamanan dalam menangani massa suporter.

Dia tak memungkiri, peristiwa ini akan dikenang sebagai preseden terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. “Pihak aparat keamaan yang seharusnya melakukan pengamanan malah bertindak di luar batas kerjanya. Kalau dilihat kembali di video yang beredar, selain kekerasan fisik juga ada gumpalan asap gas yang menyebabkan sesak napas suporter,” tegas Imam.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan peristiwa kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10) malam bukan antara suporter Arema FC dan Persebaya Surabaya. Mahfud meyakini, pertandingan tersebut tidak dihadiri oleh suporter Persebaya.

Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dan Arema. Sebab pada pertandingan itu, suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton, suporter di lapangan hanya Arema,” kata Mahfud, Minggu (2/10).

Baca Juga  23 Lembaga Pendidikan Ziarah TMP Jombang Selama November 2024, Dinsos Fasilitasi Pemandu dari Veteran

Mahfud menduga, ratusan korban tewas dari insiden nahas tersebut karena berdesak-desakan. “Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter,” ucap Mahfud.

Mahfud juga menyampaikan duka cita atas peristiwa tersebut. Dia memastikan, pemerintah akan menangani insiden itu dengan baik.

“Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik. Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa,” tegas Mahfud MD.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.