Kebakaran yang melanda Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, telah menimbulkan dampak serius bagi warga sekitar. Kepala Pelaksana BPBD Kota Surakarta, Nico Agus Putranto, mengungkapkan bahwa kebakaran berkepanjangan selama lima hari telah menyebabkan asap tebal yang mengganggu kesehatan penduduk, dengan 27 orang mengalami kesulitan bernapas. Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang dampak kebakaran dan upaya penanggulangannya.
Asap Tebal Menyengat: 27 Warga Terdampak Kebakaran di TPA Putri Cempo
Nico Agus Putranto, yang menjabat sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta, memberitahu bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, mengalami dampak akibat terjadinya kebakaran.
Kebakaran ini telah berlangsung selama lima hari, sehingga menghasilkan banyaknya asap yang terbentuk. Dampak dari kebakaran ini dirasakan langsung oleh warga sekitar TPA, seperti kesulitan bernapas dan iritasi pada mata.
Nico menjelaskan bahwa asap yang tebal akibat kebakaran tersebut berdampak pada kesejahteraan masyarakat di sekitar TPA. Mereka mengalami kesulitan bernapas dan iritasi pada mata. Pernyataan ini disampaikan Nico dalam video bencana yang diunggah ke saluran YouTube BNPB Indonesia pada hari Rabu, tanggal 20 September.
Nico juga menambahkan bahwa jarak antara TPA dengan pemukiman warga sekitar hanya sekitar 100 meter. Selain itu, angin yang berhembus di wilayah TPA cukup kencang, sehingga asap dengan cepat menyebar ke wilayah permukiman.
Upaya Penanggulangan Kebakaran dan Peran BNPB dalam Krisis Darurat
“Masyarakat di sekitar TPA Putri Cempo benar-benar merasakan dampaknya karena pemukiman warga tidak begitu jauh dari TPA, hanya sekitar 100 meter saja,” ujarnya.
Nico juga menginformasikan bahwa pihaknya telah segera mengambil tindakan dengan mendirikan pos ambulans di lokasi kejadian dan mengirim tim medis untuk memberikan pertolongan kepada puluhan warga yang terdampak. Setidaknya, ada 27 warga yang telah mendapatkan perawatan medis karena mengalami kesulitan bernapas akibat asap.
“Kami segera mendirikan pos ambulans di sana, dan beberapa penduduk yang terkena dampaknya langsung mengalami sesak napas. Mereka memerlukan perawatan medis dari rumah sakit,” jelasnya.
Sebelumnya, kebakaran di TPA Putri Cempo Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, telah terjadi sejak akhir pekan sebelumnya. Pada hari ketiga kebakaran, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meluncurkan satu helikopter Super Puma untuk melakukan operasi pengeboman air.
Operasi pengeboman air dimulai sekitar pukul 12.30 WIB. Helikopter berwarna oranye tersebut mengambil air dari Sungai Bengawan Solo yang terletak tidak jauh dari TPA Putri Cempo Mojosongo.
Kebakaran di TPA Putri Cempo Solo: Dampak dan Upaya Penanggulangan
Dalam menghadapi kebakaran di TPA Putri Cempo, Solo, respons cepat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Kota Surakarta sangat penting. Operasi pengeboman air dengan menggunakan helikopter Super Puma menjadi salah satu upaya untuk meredam laju kebakaran.
Namun, dampak kesehatan pada warga sekitar tidak bisa diabaikan, dengan masalah sesak napas dan iritasi mata yang dialami oleh banyak orang. Dengan jarak yang relatif dekat antara TPA dan pemukiman warga, peran BNPB dan pihak berwenang lainnya dalam mengelola TPA menjadi krusial untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Selain itu, perlu perhatian lebih lanjut terkait kualitas udara dan dampak jangka panjang bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Upaya kolaboratif yang lebih besar dalam manajemen TPA dan pencegahan bencana perlu terus ditingkatkan untuk melindungi warga dan lingkungan.