Memo, Tangerang: Kabupaten Tangerang siap menghadapi ancaman kekeringan dengan proyek ambisius pembangunan embung! Pemerintah daerah berencana membangun tempat penampungan air strategis guna mengantisipasi dampak buruk dari jebolnya Bendungan Pintu Air 10 dan potensi El Nino.
Kolaborasi erat dengan Kementerian PUPR akan mendukung langkah ini, sementara normalisasi saluran irigasi turut ditingkatkan demi mendukung sektor pertanian yang terdampak.
Kabupaten Tangerang berupaya keras untuk melindungi ribuan hektar sawah dari krisis air yang mengintai.
Pemerintah Kabupaten Tangerang Berencana Bangun Embung dan Kolaborasi dengan Kementerian PUPR
Pemerintah Kabupaten Tangerang berencana membangun embung atau tempat penampungan air sebagai langkah antisipasi menghadapi ancaman kekeringan. Hal ini disebabkan bukan hanya oleh jebolnya Bendungan Pintu Air 10, tetapi juga untuk menghadapi dampak dari fenomena El Nino.
“Iya, rencananya kami akan melakukan pembangunan embung di beberapa lokasi, termasuk wilayah perumahan dan lahan pertanian,” ujar Iwan Firmansyah, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang pada hari Senin (24/7/2023).
Beliau menyatakan bahwa dalam rancangan pembangunan embung ini akan dilakukan di beberapa titik di kawasan perumahan, pusat pemerintahan, dan wilayah pertanian. “Selain itu, ada juga rencana untuk merevitalisasi embung yang sudah ada saat ini,” tambahnya.
Iwan menjelaskan bahwa pihak Pemerintah Daerah telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), untuk mendukung pembangunan ini. “Kami akan berkolaborasi dan berkoordinasi dengan mereka (pihak terkait, ref),” ungkapnya.
Selain pembangunan embung, Pemkab Tangerang juga melakukan normalisasi saluran irigasi sebagai upaya untuk mendukung sektor pertanian. “Tahun ini saja, kami sudah melakukan 30 kegiatan pengerukan, termasuk di irigasi kecil,” tuturnya.
Kabupaten Tangerang menghadapi ancaman kekeringan setelah sekitar 4.666 hektar lahan sawah terancam kekurangan air. Penyebabnya adalah jebolnya Bendungan Pintu Air 10, yang merupakan peninggalan dari masa penjajahan Belanda, di wilayah Pasar Baru, Kota Tangerang.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, mengungkapkan bahwa belum diperbaikinya Pintu Air 10 di Sungai Cisadane menyebabkan sawah di Sepatan, Pakuhaji, Kosambi, dan Teluknaga kekurangan pasokan air.
“Dampaknya sangat besar bagi lahan sawah seluas 4.666 hektar di daerah tersebut,” ungkapnya pada hari Senin (24/7/2023).