“Kenapa ini sangat berbahaya? Sebab perilaku orang kaya di Indonesia itu suka menumpuk hartanya di luar negeri, namun meninggalkan utang di dalam negeri ketika terjadi krisis ekonomi,” kata Suroto.
Terlebih ia menilai banyak infrastruktur yang dibangun saat ini cenderung difungsikan untuk mendorong faktor “endorsement” bagi kelancaran investasi asing di Indonesia. “Padahal kita tahu mereka itu hanya ingin mengeksploitasi sumber daya alam kita dan hanya satu tanggung jawabnya, keuntungan,” kata Suroto.
Suroto menambahkan, investor yang ada cenderung memilih masuk ke sektor komoditas ekstraktif dan menguasai sektor tertier terutama perbankan. “Sementara sektor pangan dan energi kita tetap akan mereka kendalikan. Kita disandera agar tetap sebagai pasar,” kata Suroto.
Sementara Amerika Serikat sudah mengirimkan sinyalemen untuk segera merevisi kebijakan moneter mereka membuat celah investor masuk ke Indonesia jadi semakin kecil, kata Suroto.