Example floating
Example floating
Humaniora

Jerit Pilu dan Pesan Terakhir dari Kereta Bawah Tanah yang Terjebak Banjir China

×

Jerit Pilu dan Pesan Terakhir dari Kereta Bawah Tanah yang Terjebak Banjir China

Sebarkan artikel ini
Kereta Bawah Tanah yang Terjebak Banjir China
Kereta Bawah Tanah yang Terjebak Banjir China
Example 468x60

Memo.co.id —

Jerit Pilu dan Pesan Terakhir dari Kereta Bawah Tanah yang Terjebak Banjir China

Hujan deras yang melanda Kota Zhengzhou, China, menyebabkan sedikitnya 25 orang tewas dan tujuh lainnya dilaporkan hilang. Sementara, sekitar 200 ribu orang harus mengungsi ke ibukota provinsi Henan.

Hujan Paling Deras di China Dalam Kurun 1000 Tahun

Tak hanya itu, hujan yang disebut paling deras dalam 1.000 tahun terakhir itu juga menyebabkan rasa takut luar biasa bagi mereka yang terjebak di dalam kereta bawah tanah. Mereka berusaha bertahan hidup dengan menjaga kepala mereka tetap berada diatas air.

Sementara itu, hujan yang terjadi selama tiga hari berturut-turut tersebut juga telah melumpuhkan sistem transportasi umum serta banyaknya toko-toko yang harus tutup.

” Kami terbiasa dengan hujan deras setinggi pergelangan kaki di musim panas. Tetapi hujan kali ini yang benar-benar menghancurkan segalanya,” ungkap seorang korban selamat.

Berusaha Bertahan Hidup

Namun, saat mereka berusaha bertahan hidup, saat itulah waktu yang tersisa semakin sedikit. Jika mereka menyerah, maka tak ada lagi harapan.

“ Beberapa gemetar, terengah-engah dan muntah. Ada anak-anak dan wanita hamil serta orangtua di antara kami. Banyak dari kami yang kelelahan karena berendam air selama berjam-jam,” ungkapnya.

Berharap Bisa Keluar Hidup hidup

“ Saya merasa putus asa. Mempersiapkan diri jika nantinya saya tidak berhasil keluar hidup-hidup. Ketika saya melihat ketinggian air telah mencapai kepala kami, saya mulai mengirimkan pesan perpisahan terakhir pada orang yang saya cintai,” lanjutnya kembali.

Berjuang Mendapatkan Udara

Saat itu, udara didalam kereta mulai habis. Mereka pun berjuang untuk membuka jendela yang letaknya lebih tinggi menggunakan alat pemadam kebakaran. Setelah udara mulai kembali mereka dapatkan, disaat itulah regu penyelamat pun tiba.

Ding Xiaopei, seorang penyiar radio, takut menelepon kedua anaknya yang masih berusia 13 dan 4 tahun. Dia tak mempu mengucap sepatah katapun. Xiaopei hanya bisa mengunggah video yang dia pikir menjadi pesan terakhirnya.

” Air di luar telah mencapai sini,” kata dia sambil menunjukkan air telah mencapai batas dada, ” dan baterai ponselku segera habis. Tolong selamatkan kami.”

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.