MEMO, Surabaya: Jawa Timur menunjukkan prestasi luar biasa dalam penanaman dan pelestarian mangrove! Gubernur Khofifah Indar Parawansa berhasil membawa provinsi ini memimpin peringkat dengan kawasan mangrove terluas di Pulau Jawa dan Bali. Yuk, simak rahasia kesuksesannya dalam artikel ini!
“Gubernur Khofifah dan Timnya Berhasil Ciptakan Fenomena Mangrove Hebat!”
Dalam upaya menjaga ekosistem dan memperkuat pelestarian lingkungan, Gubernur Khofifah bersama timnya telah menciptakan fenomena hebat dengan penanaman dan pelestarian mangrove.
Data menunjukkan bahwa Jawa Timur telah berhasil melampaui provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa dan Bali dalam hal kawasan mangrove.
Penanaman mangrove bukan hanya sekadar upaya lingkungan, tetapi juga menjadi bentuk kontribusi Jawa Timur dalam program nasional net zero emisi (NZE) yang diharapkan akan tercapai pada tahun 2060.
“Data Terbaru: Jawa Timur Jadi Andalan Utama Mangrove di Pulau Jawa!”
Menurut data Dinas Kehutanan, Jawa Timur memiliki kawasan mangrove seluas 27.221 Ha atau sekitar 48% dari kawasan mangrove di Pulau Jawa.
Posisi ini menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi dengan kawasan mangrove terluas di antara provinsi-provinsi lainnya di Pulau Jawa dan Bali.
Fenomena ini merupakan hasil dari kolaborasi aktif antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat dalam menggalakkan penanaman mangrove dan pelestarian lingkungan.
Gubernur Khofifah dan Timnya Berhasil Ciptakan Fenomena Mangrove Hebat
Pada Hari Mangrove Sedunia yang diperingati setiap tanggal 26 Juli, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengajak semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam penanaman dan pelestarian mangrove.
Hal ini sangat penting karena penanaman mangrove dapat menjaga ekosistem, meningkatkan kandungan oksigen di lingkungan, serta berkontribusi dalam pelestarian alam.
Data Terbaru: Jawa Timur Jadi Andalan Utama Mangrove di Pulau Jawa
Peringatan Hari Mangrove Sedunia tersebut diungkapkan oleh Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada hari Rabu (26/7). Ia menekankan pentingnya upaya kolaboratif dalam rehabilitasi ekosistem mangrove sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Khofifah juga mengingatkan tentang peran penting ekosistem mangrove sebagai cadangan karbon dunia (blue carbon). Ekosistem ini memiliki kemampuan untuk menyimpan karbon hingga empat kali lebih banyak daripada hutan daratan dan menyerap emisi CO2 hingga 20 kali lebih besar dari hutan tropis.