Example floating
Example floating
Berita-PeristiwaMetropolisPolitik-Birokrasi

Indonesia Masuk dalam Kategori Negara Berpendapatan Menengah ke Atas Menurut Bank Dunia

Avatar
×

Indonesia Masuk dalam Kategori Negara Berpendapatan Menengah ke Atas Menurut Bank Dunia

Sebarkan artikel ini
Indonesia Masuk dalam Kategori Negara Berpendapatan Menengah ke Atas Menurut Bank Dunia
Example 468x60

MEMO, Jakarta: Bank Dunia telah mengumumkan bahwa Indonesia telah berhasil naik ke dalam kategori negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income).

Keputusan ini menandai pemulihan ekonomi yang cepat setelah Indonesia mengalami penurunan pendapatan pada tahun 2020 akibat pandemi.

Pada bulan Juli 2023, Bank Dunia secara resmi menggolongkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi, mencerminkan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Proses Pemulihan Cepat: Indonesia Kembali ke Grup Upper-Middle Income Menurut Bank Dunia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa Indonesia telah masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income). Keputusan tersebut diambil oleh Bank Dunia pada bulan Juli 2023.

Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada hari Senin (3/7/2023), Presiden menyatakan, “Bank Dunia pada bulan Juli 2023 kembali menggolongkan Indonesia sebagai salah satu negara berpendapatan menengah ke atas. Ini menunjukkan pemulihan yang cepat setelah kita turun ke kategori berpendapatan menengah bawah pada tahun 2020 akibat pandemi.”

Namun, Presiden juga memperingatkan bahwa situasi di Indonesia tidak akan mudah, terutama pada semester II tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan global dan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung.

Dampak Ketidakstabilan Global dan Ketegangan Geopolitik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Kondisi ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan yang melemah, terlihat dari penurunan ekspor kita. Selain itu, berbagai lembaga internasional memprediksi perlambatan ekonomi global, hal ini juga harus kita perhatikan dengan serius,” jelasnya.

Presiden juga memberi peringatan mengenai fluktuasi suku bunga dan inflasi global yang masih cukup tinggi. Selain itu, adanya hambatan dalam kerja sama multilateral akibat fragmentasi perdagangan global.

Baca Juga  Kopasgat Siapkan Hidangan Hangat untuk Korban Banjir Bekasi

Meskipun demikian, Kepala Negara menyatakan rasa syukur karena pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di atas lima persen. “Selama enam kuartal berturut-turut, ekonomi kita tumbuh di atas lima persen,” tambah Presiden.

Bank Dunia secara umum membagi perekonomian negara ke dalam empat kelompok berdasarkan pendapatan, yaitu pendapatan rendah (low), pendapatan menengah rendah (lower-middle), pendapatan menengah tinggi (upper-middle), dan pendapatan tinggi (high income).

Pembaharuan klasifikasi ini dilakukan setiap tanggal 1 Juli dan didasarkan pada pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita dalam mata uang dolar AS saat ini.

Dalam arahan Sidang Kabinet Paripurna, Presiden Jokowi menyambut baik kabar tersebut, sambil mengingatkan bahwa tantangan ekonomi masih terus ada.

Ketidakstabilan lingkungan global, ketegangan geopolitik, dan perlambatan ekonomi global masih menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Meskipun demikian, Indonesia tetap bersyukur karena pertumbuhan ekonomi negara ini terus berada di atas lima persen selama enam kuartal berturut-turut.

Keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan pendapatan menjadi upper-middle income memberikan optimisme bagi pemulihan ekonomi yang lebih lanjut dan potensi kerjasama internasional yang lebih luas.