Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi sempat mengatakan bahwa stok minyak goreng di dalam negeri melimpah. Jadi, seharusnya tidak ada kelangkaan di lapangan seperti yang dikeluhkan masyarakat saat ini.
Mengenai hal itu, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri membantah bahwa stok di pasar melimpah. Kondisinya, kata dia adalah masih berada pada seretnya stok minyak goreng.
“Kalau dibilang stok melimpah tidak juga. Jadi saya harus luruskan bahwa stok di pasar tidak melimpah,” jelas dia kepada JawaPos.com, Kamis (10/3).
Hal ini lantaran rantai distribusi yang masih berbelit, yakni dari pabrik tidak langsung ke pasar. Menurut dia, para pedagang mengambil barang saja sudah pada harga yang tinggi.
“Masih belum ada pemangkasan distribusi dari pabrik langsung ke pasar,” tutur dia.
Atas hal itu, dirinya meminta agar pemerintah membuat kebijakan agar distribusi minyak goreng tidak melalui distributor maupun agen. Sebab, itu sama saja dengan tidak melakukan apa-apa alias tanpa solusi.
“Karena memang rantainya masih ke distributor, mau tidak mau kita masih dengan kondisi yang sulit di lapangan. Kalau dibilang stok ada, kami membantahnya. Stoknya pun susah,” tutup dia.
Sebelumnya, Mendag Muhammad Lutfi menyampaikan bahwa stok minyak goreng di Tanah Air melimpah. Berdasarkan kebijakan domestic market obligation (DMO), total minyak goreng terhimpun mencapai 573.890 ton.
Dari total minyak sawit DMO itu, sudah terdistribusi 415.787 ton dalam bentuk minyak goreng curah dan kemasan. Lutfi pun menuturkan bahwa jumlah yang terdistribusi tersebut melebihi kebutuhan konsumsi nasional masyarakat selama satu bulan, yakni di angka 327.321 ton.
“Hasil DMO ini sudah melimpah dan lebih dari cukup untuk satu bulan. Jadi bukan basah minyak goreng lagi, tapi becek,” imbuhnya, Rabu (9/3).