Madiun, Memo
Hujan tiada henti sepanjang 8 jam terjadi di 24 desa digenangi banjir, di Kabupaten Madiun, hingga Kamis sore kemarin, sedang terasa pada Jumat hari ini. Sebanyak 150 rumah warga karam beberapa pondasinya oleh banjir bandang. Kedalaman banjir di kisaran 30 cm m, menimbulkan kegiatan masyarakat tersendat.
Di sebgaian desa, yang terdapat aliran sungai, tanggulnya mengalami jebol. Paling tidak, ini terjalin di Dusun Kadungbanteng, tanggul kali sejauh 10 m jebol. Sementara itu, bendungan itu lumayan kokoh, dengan luas 3 m serta tinggi 4 m. Jebolnya tanggul itu menimbulkan gerakan banjir bertambah menyebar serta terjadi di mana mana.
Puluhan dusun yang terdampak banjir itu ialah di Kecamatan Saradan terdapat di Dusun Sugihwaras, Klumutan, Sidorejo, Sukorejo, Bajulan, serta Bener. Di Kecamatan Mejayan terdapat di Dusun Kaligunting serta Ngampel. Di Kecamatan Pilangkenceng terdapat di Dusun Kedungrejo, Purworejo, Sumbergandu, Krebet, Kedungbanteng, Kedungmaron, serta Muneng.
Kecamatan Wonoasri terdapat di Dusun Buduran. Kecamatan Balerejo terdapat di Dusun Garon, Glonggong, Babadan Lor, Gading, serta Balerejo. Di Kecamatan Wungu cuma di Dusun Tempursari. Sebaliknya di Kecamatan Barangan terdapat di Dusun Sewulan serta Dusun Segulung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah( BPBD) Kabupaten Madiun, Muhamad Zahrowi, berkata hujan kencang mengguyur area Kabupaten Madiun sepanjang kurang lebih 8 jam. Air yang meluap setelah itu merambah perkampungan masyarakat.
Buat ketinggian air di tiap- tiap titik banjir beraneka ragam, dari mulai sangat kecil 20 centimeter sampai menggapai 130 centimeter.
â Kayak di Kecamatan Saradan, persisnya di Dusun Sidorejo, air meluap dari bertemunya Sungai Belok serta Sungai Ganda dengan ketinggian air dekat 30 centimeter. Sebaliknya di Dusun Klumutan, air meluap dari Sungai Munggir dengan ketinggian dekat 100 centimeter. Untuk disaat ini telah surut keseluruhan,â nyata ia, Kamis.
Rowi mengatakan di Dusun Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, ketinggian air menggapai 130 centimeter serta membuat 70 keluarga di dusun itu sempat mengungsi ke pinggir jalan. Sebaliknya di Dusun Krebet air antaran dari arah Notopuro ke Sungai menyebabkan tanggul dam di Dusun Kedungbanteng jebol dengan diameter jauh 10 m, luas 3 m, serta tinggi 4 m.
Di Kecamatan Wonoasri, debit air yang bertambah pula menimbulkan talut jebol serta banjir menerpa nyaris seratusan keluarga di dusun itu.
â Sebaliknya di Dusun Segulung, Kecamatan Daganagan, terjadi tanah longsor yang mengenai 4 rumah masyarakat,â jelas dia.
Pada Kamis pagi, aparat bersama masyarakat melaksanakan kegiatan bakti untuk mensterilkan air sisa dari banjir. Dikala ini sedang ada puluhan keluarga yang mengungsi di tempat yang lebih nyaman.