Pedagang lainnya, Annie (38), juga merasa kehadiran pembeli sangat minim, sehingga ia seringkali menghabiskan waktunya berbicara dengan karyawan lainnya sambil memainkan ponsel untuk mengisi waktu. Menurut Annie, sejak beberapa bulan belakangan ini, pengunjung di pasar terbesar dan tertua di Jakarta tersebut hampir tidak ada.
Annie mengatakan bahwa penjualannya telah merosot hingga 80 persen akibat masalah ini.
“Dapat pembeli saja, itu sudah menjadi anugerah,” kata Annie.
Mia (36), seorang pedagang lainnya di Pasar Tanah Abang, juga merasa putus asa karena minimnya pembeli. Seperti Annie, ia menyadari bahwa ia sedang bersaing dengan penjual online.
“Dulu, saya bisa menghasilkan Rp10 juta dalam sehari. Sekarang, yang saya cari hanya pembeli yang setia,” ujar Mia.
Dampak TikTok Shop pada UMKM dan Langkah Pemerintah dalam Rapat Terbatas
Dengan demikian, rapat terbatas ini menandai langkah awal yang positif dalam menjawab tantangan yang dihadapi oleh para pedagang dan UMKM di era digital ini, terutama dalam menghadapi aplikasi seperti TikTok Shop. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, diharapkan para pelaku usaha tradisional dapat tetap bersaing dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.