Example floating
Example floating
Berita

Heboh! Ribuan Muslim Arab Bergabung Jadi Tentara Israel, Alasannya Mengejutkan!

×

Heboh! Ribuan Muslim Arab Bergabung Jadi Tentara Israel, Alasannya Mengejutkan!

Sebarkan artikel ini
Heboh! Ribuan Muslim Arab Bergabung Jadi Tentara Israel, Alasannya Mengejutkan!
Heboh! Ribuan Muslim Arab Bergabung Jadi Tentara Israel, Alasannya Mengejutkan!
Example 468x60

MEMO

Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel telah menyisakan banyak pertanyaan, terutama terkait partisipasi warga Muslim Arab-Israel sebagai tentara Israel. Ribuan orang dari komunitas Muslim yang mayoritas di Israel telah bergabung dengan militer dan kepolisian Israel secara sukarela, meskipun hal ini berkontradiksi dengan dukungan mayoritas Muslim dan negara Arab terhadap kemerdekaan Palestina. Lantas, apa yang mendorong mereka untuk mengambil langkah kontroversial ini?

Example 300x600

Data Menyajikan Fakta Kontroversial Rekrutmen Tentara Israel dari Warga Muslim Arab-Israel

Permasalahan konflik yang terus berlanjut antara Palestina dan Israel terus menjadi momok yang sulit diatasi. Konflik ini terkait erat dengan dominasi Yahudi di wilayah Israel dan mayoritas Muslim di wilayah Palestina. Namun, ada hal yang mengejutkan dan sulit diterima bagi banyak orang: ada ribuan warga Muslim yang menjadi tentara Israel dan memerangi Palestina.

Beberapa dekade yang lalu, hampir tidak ada warga Arab-Israel yang memilih karir di militer. Namun, fakta saat ini menyajikan kenyataan yang berbeda, di mana mayoritas Muslim justru berbondong-bondong mendaftar menjadi tentara Israel.

Data resmi yang dihimpun oleh IDF pada tahun 2020 mencatat bahwa ada 606 orang Arab-Muslim yang bergabung dengan militer Israel. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2019 ada 489 orang dan tahun 2018 ada 436 orang yang mendaftar.

Laporan khusus dari Al Majalla berjudul “Exclusive: IDF – ‘Our Mission is to Enlist as Many Israeli Arabs as we can’” (2022), mengungkapkan bahwa IDF berhasil merekrut 130-350 suku Badui yang mayoritas Muslim dan 40-100 tentara dari desa-desa dan kota berpenduduk mayoritas Muslim. Bahkan di sektor kepolisian, 20% dari pendaftar pada tahun 2021 adalah orang Muslim.

Bahkan, pada tahun 2016, BBC melaporkan bahwa jumlah tentara dari komunitas Arab-Israel yang bergabung membuat IDF membentuk tim bernama Gadsar. Tim ini terdiri dari sekitar 500 prajurit keturunan Arab, baik yang beragama Islam atau Kristen, dan mereka bertugas di kawasan Tepi Barat yang menjadi salah satu titik panas konflik Israel-Palestina.

Meskipun pemerintah Israel tidak mewajibkan komunitas Arab-Israel dan Badui untuk ikut wajib militer, mereka tetap membuka pintu bagi yang ingin bergabung. Hal ini membuat pendaftaran menjadi tentara Israel menjadi pilihan sukarela tanpa paksaan.

Keputusan warga Muslim yang menjadi tentara Israel ini tentu menimbulkan kontroversi dan kritik dari rekan satu komunitas mereka. Pasalnya, hal ini berkontradiksi dengan perjuangan mayoritas Muslim dan negara-negara Arab yang mendukung kedaulatan Palestina. Dengan menjadi tentara Israel, secara tidak langsung mereka dapat mematahkan perjuangan Palestina dan menjadi bagian dari upaya militer Israel yang bisa menimbulkan dampak bagi penduduk Palestina.

Dibalik Keputusan Sulit: Kesejahteraan vs. Solidaritas Palestina

Namun, bagi sebagian warga Arab-Israel, keputusan ini dapat dimaklumi karena mereka melihatnya sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan. Kehidupan di Israel seringkali diwarnai dengan ketidaksetaraan ekonomi yang menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran di kalangan mereka.

Menurut penelitian terbaru oleh Ensherah Khory dan Michal Krumer-Nevo berjudul “Poverty in Arab-Palestinian society in Israel: Social work perspectives before and during COVID-19” (2023), sekitar 45,3% keluarga dan 57,8% anak-anak dari komunitas Arab-Palestina berada di bawah garis kemiskinan.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.