Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan bahwa enam warga yang meninggal di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, bukan disebabkan oleh kelaparan, tetapi karena menderita diare. Pernyataan ini beliau sampaikan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (2/8).

Syahrul menjelaskan bahwa dalam kasus tersebut, keenam warga awalnya mengalami muntah sebanyak 20 kali siang hari, kemudian mengalami diare dan dehidrasi di malam harinya. Beliau berusaha mengklarifikasi bahwa warga tersebut bukan meninggal karena kelaparan yang bersifat massif, mengingat hanya satu keluarga yang mengalami masalah tersebut.

Dalam menghadapi situasi ini, Kementan telah merencanakan memberikan bantuan kepada warga terdampak. Langkah darurat telah diambil untuk memberikan bantuan selama tiga bulan sebagai bentuk dukungan. Selain itu, rencana mobilisasi sekitar 10 ribu polybag untuk menanam tanaman di sekitar halaman rumah warga juga akan dilakukan. Syahrul menyebut bahwa terdapat enam distrik di wilayah tersebut, dan Kementan berkomitmen untuk menangani masalah yang ada.

Mengatasi Tantangan Kesehatan di Puncak: Cuaca Ekstrem dan Muntaber

Lebih lanjut, Syahrul menekankan bahwa perlu diwaspadai keadaan cuaca ekstrem di Puncak, Papua Tengah. Kendati demikian, beliau yakin bahwa enam warga yang meninggal tersebut adalah akibat dari muntaber (muntah dan diare) yang mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan dan kondisi kesehatan.