Kebijakan European Union Deforestation-Free Regulations (EUDR) yang bertujuan melawan deforestasi mengancam sektor sawit Indonesia. Eropa menolak minyak sawit dari Indonesia dengan alasan dampak negatifnya terhadap lingkungan selama proses produksi.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa pihaknya tidak gentar menghadapi Eropa. Bahkan, Luhut berkeinginan untuk mengalihkan 3 juta ton ekspor crude palm oil (CPO) dari Eropa ke Afrika Selatan.
Menteri Airlangga dan Luhut Mantap Bersatu Menghadapi Tantangan Uni Eropa terkait Kelapa Sawit
Dalam upaya menjaga industri kelapa sawit Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, bersatu menghadapi permasalahan yang dihadirkan oleh Uni Eropa terkait isu kelapa sawit.
Mereka optimistis dengan semangat kerjasama yang baik antara Indonesia-Malaysia dan Uni Eropa dalam merundingkan masalah kelapa sawit. Indonesia dan Malaysia telah mengajukan beberapa keinginan kepada UE, termasuk perihal peringkat negara dan standarisasi terkait Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO), Malaysian Sustainable Palm Oil System (MSPO), dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Meskipun EUDR menjadi ancaman bagi industri sawit Indonesia, Menteri Airlangga dan Luhut bersama-sama mencari solusi dan optimis bahwa UE akan memahami kekhawatiran dari negara-negara yang terlibat. Selain itu, Luhut memiliki rencana untuk mengalihkan ekspor crude palm oil (CPO) dari Eropa ke Afrika Selatan, yang dapat menjadi alternatif penting bagi kelangsungan perdagangan kelapa sawit Indonesia.
Dengan komitmen dan semangat yang tinggi, Menteri Airlangga dan Luhut menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi tantangan Uni Eropa dan menjaga industri kelapa sawit Indonesia agar tetap berjalan maju dan berkelanjutan.