Tim Satgas Karhutla, bersama dengan pemerintah dan sektor swasta, berkomitmen kuat dalam memadamkan api yang mengancam Kalimantan Selatan. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah, memastikan kerja sama erat antara pihak-pihak ini untuk mencegah api merembet dan mengganggu lahan produktif seperti perkebunan sawit.
Mereka tidak hanya menyediakan peralatan pemadam, tetapi juga memobilisasi sumber daya dan personel untuk menjaga kawasan tersebut tetap aman. Bagaimana upaya mereka berhasil? Simak kesimpulan berikut.
Tim Satgas Karhutla, Pemerintah, dan Swasta Bergandengan Tangan
Tim Satgas Karhutla yang terdiri dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, KLHK, Kementan, TNI-Polri, BPBD bersama dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) telah bersiap untuk berjuang dalam memadamkan api yang melanda Kalimantan Selatan.
Andi Nur Alamsyah, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, mengungkapkan bahwa meskipun kebakaran masih jauh dari lahan perkebunan, pemerintah dan sektor swasta memiliki kesepakatan bersama untuk berkontribusi dalam upaya pemadaman api agar tidak menyebar ke berbagai tempat.
Andi menjelaskan, “Meskipun kebakaran sering terjadi di kawasan lahan yang tidak produktif, seperti gambut di sekitar kawasan ring satu bandara, kami menyadari bahwa jika tidak diatasi, hal ini dapat mengganggu lahan produktif seperti perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, dari awal, tim satgas karhutla berkomitmen untuk berupaya keras menjaga agar api tidak merembet ke mana-mana, termasuk lahan perkebunan.” Hal ini diungkapkannya di Posko Karhutla yang berlokasi di kawasan Guntung Damar Banjarbaru, kemarin.
Karhutla yang terjadi di kawasan gambut ini telah mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat setempat. “Bahkan, kami melihat peningkatan kasus gangguan pernapasan atau ISPA di Kalimantan Selatan, serta sejumlah jadwal penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru sempat mengalami penundaan,” tambah Andi.
Andi menyebutkan bahwa Kementan telah menyiapkan bantuan berupa 50 unit pompa air portabel untuk mendukung satgas dan masyarakat dalam pemadaman api. “Saya juga telah menghubungi Ketua Umum GAPKI untuk ikut menyumbangkan pompa portable. Semoga kita bisa mendapatkan lebih banyak lagi, mungkin sekitar 100 unit pompa air portabel,” ujarnya.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan Selatan, Eddy S Binti, memastikan bahwa mereka selalu siap untuk membantu pemerintah. Lebih dari sekadar persiapan pompa air portabel, dia mengatakan, “Kami juga telah mendirikan posko Karhutla Gapki dan Disbunnak. Di posko tersebut, kita telah menyiapkan 6 orang petugas pemadam kebakaran, 6 unit pompa pemadam portabel, 12 gulungan selang pemadam 1,5 inci, 6 nozzle 1,5 inci, dan peralatan pendukung seperti Alat Pelindung Diri (APD).”
Menurut Eddy, sejak isu El Nino muncul, perkebunan kelapa sawit yang menjadi anggota Gapki di Kalimantan Selatan telah mengaktifkan satgas karhutla di masing-masing perusahaan. Mereka juga membantu menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar dan memberikan dukungan jika terjadi kebakaran di konsesi masyarakat.
Kunci Sukses Menyelamatkan Kalimantan Selatan dari Kebakaran Mematikan
Satgas perusahaan ini melakukan patroli dan upaya pencegahan kebakaran di lahan kebun serta di sekitar kebun, dengan menyiapkan perlengkapan pemadam kebakaran serta pengisian air di embung-embung dan menutup pintu-pintu air drainase. “Kami juga siap untuk membantu masyarakat yang terdampak oleh kebakaran,” kata Eddy.
Eddy menegaskan bahwa untuk menjadikan upaya pencegahan karhutla efektif, satgas selalu berkoordinasi dengan institusi daerah seperti Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Balai PPI, serta Karhutla dan pihak kepolisian serta TNI.