“Apakah sudah ada pengiriman 2 juta ton beras atau belum, jika sudah, semoga harga beras dapat turun. Kondisi saat ini sangat sulit bagi rakyat, pasar-pasar sepi sekali, terutama karena petani kita sedang menghadapi musim kering,” kata Ngadiran pada Selasa (19/9/2023).
Ngadiran juga mengungkapkan bahwa kesulitan yang dihadapi oleh pedagang dan masyarakat akibat tingginya harga beras, yang merupakan salah satu komoditas pokok, sangat berdampak negatif terhadap ekonomi masyarakat. Para pedagang bahkan rela mengurangi margin keuntungan penjualan beras, meskipun biaya yang harus mereka keluarkan terus naik, baik dari segi modal pembelian beras maupun biaya pengiriman.
“Dalam situasi saat ini, biaya semakin meningkat. Hanya untuk mengirim satu mobil colt, harganya bisa naik hingga mencapai 3 jutaan, dengan volume beras seberat 2,5 ton,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemerintah Pusat melalui Badan Pangan Nasional telah melakukan intervensi dengan menyediakan bantuan sosial berupa beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat. Setiap Keluarga Penerima Manfaat akan menerima bantuan beras sebanyak 10 kilogram setiap bulannya selama 3 bulan berturut-turut. Pemerintah berharap langkah ini dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga pangan yang sedang terjadi.