Jakarta, Memo
Presideum Asosiasi Ojek Online, mendengar kabar adanya rencana isyu dua perusahaan journey hieling besar di Indonia akan merger. Para pengemudi ojek online, bergejolak dan akan menggelar aksi demo besar besaran, bila para ojek online tidak dilibatkan dalam pembicaraan merger tersebut.
Ketua Presidium Asosiasi Ojek Online, Igun Wicaksono mengatakan bahwa pihak segera melakukan dialog dengan Gojek dan Grab sebagai upaya membuka komunikasi pembahasan terkait kedua perusahaan tersebut akan merger.
“”” Kami akan membuka ruang dialog untuk wacana mega akuisisi atau mergernya Gojek dan Grab atas desakan investor Masayoshi Kid dari Softbank Japan,””” kata Igun melalui pesan singkat, Rabu (9/12).
Kabar akan mergertrnya dua perusahaan yang selama ini bersaing tersebut dikarenakan keduanya sama merugi. Di beberapa negara, Get dan Gojek juga merugi. Indonesia juga melakukan kasus yang sama, yakni mengalami kerugian.
Kerugian dua perusahaan besar tersebut dikarenakan pandemi Covid yang tidak kunjung berhenti. Bahkan, pergasntian tahun, dari 2020 menuju 2021, keadaannya tidak akan berubah. Komndisi tersebut juga disikapi oleh para pengemudi ojek online.
. Kabar mergernya dua perusahaan tersebut, sebelumnya disampaikan oleh CEO Sift Bank, Masayoshi Kid, yang mendukung merger Grab dan Gojek. Softbank adalah investor terbesar Grab.
Menurut Igun apabila aspirasi dalam dialog tidak diperhatikan, pihaknya berencana melakukan unjuk rasa secara serentak atau bergelombang untuk menolak rencana tersebut kepada regulator dalam hal ini pemerintah.
“” Apabila aspirasi kami dari Garda sebagai asosiasi yang menaungi para mitra pengemudi ojol untuk membuka ruang dialog tidak diperhatikan maka langkah akhir kami menggelar aksi massa pengemudi ojol di seluruh Indonesia,”””” ungkap dia.
Pihak Gojek dan Grab sejauh ini kompak tidak memberikan komentar atas isu merger. “”” Kami tidak dapat menanggapi report yang beredar di pasar,””” kata Chief Corporate Affairs, Nila Marita kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/12). (Alwi )