Kesepakatan ini mencakup pembebasan 33 tawanan di Gaza dalam periode enam minggu mendatang. Namun, banyak yang menyoroti ketidakseimbangan dengan ratusan warga Palestina yang masih ditahan oleh Israel.
Pemimpin Hizbullah Lebanon, Naim Qassem, turut memberikan ucapan selamat kepada Palestina atas tercapainya kesepakatan ini. Ia menyebutnya sebagai bukti kegigihan perlawanan terhadap Israel. “Kesepakatan ini mencerminkan kegigihan perjuangan yang mampu meraih apa yang mereka inginkan, sementara Israel gagal mendapatkan apa yang diinginkannya,” ujar Naim.
Pada bulan November 2024, Hizbullah dan Israel juga telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam konflik lain yang terjadi secara paralel dengan perang di Gaza. Perjanjian tersebut mengakhiri lebih dari 460 hari perang antara Israel dan Hamas, yang kini memasuki babak baru melalui perjanjian gencatan senjata ini.