MEMO – Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi berlaku mulai Minggu (19/1/2025) pagi waktu setempat. Perjanjian ini berhasil tercapai setelah Pemerintah Israel meratifikasi kesepakatan tersebut dalam pertemuan panjang pada Sabtu kemarin.
“Berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak, gencatan senjata di Jalur Gaza akan dimulai pukul 08.30 pada hari Minggu,” ujar Majed al-Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, dalam unggahannya di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) seperti dilaporkan oleh Al Jazeera. Ia juga mengimbau warga Gaza untuk tetap waspada dan menunggu instruksi resmi.
Ratifikasi kesepakatan ini diwarnai pernyataan tegas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menegaskan bahwa gencatan senjata hanya akan berlanjut jika Hamas mematuhi perjanjian. “Israel tidak akan menoleransi pelanggaran apa pun. Hamas bertanggung jawab penuh atas kelangsungan perjanjian ini,” ujar Netanyahu, seraya menuntut daftar 33 sandera yang akan dibebaskan pada tahap awal kesepakatan.
Sementara itu, pihak Hamas menyatakan bahwa pembebasan sisa tawanan hanya akan terjadi jika Israel setuju pada gencatan senjata yang bersifat permanen dan menarik pasukannya sepenuhnya dari wilayah Gaza. Konflik ini telah menyebabkan korban jiwa yang sangat besar, dengan lebih dari 46.788 warga Palestina tewas dan 110.453 lainnya terluka akibat serangan Israel.
