Sebelum penutupan, Transmart menghadapi tantangan besar. Mereka terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap puluhan karyawan, yang menjadi sinyal bahwa situasi di dalam gerai tidak lagi stabil. Berita tentang PHK ini tentu saja mengejutkan, mengingat banyak karyawan yang telah mengabdi selama bertahun-tahun.
Setelah kontrak sewa di Kediri Mall berakhir pada 31 Agustus, manajemen Transmart memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak mereka. Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Edi Darmasto mengonfirmasi bahwa keputusan untuk tutup tidak didasarkan pada satu alasan tunggal. Meskipun tidak tahu pasti kenapa Transmart memilih untuk angkat kaki, Edi menduga bahwa daya beli masyarakat dan penjualan yang tidak memuaskan di gerai Kediri menjadi pertimbangan utama.
Dari pantauan media, sejak awal November, logo Transmart sudah tidak terlihat lagi di Kediri Mall. Gerai mereka di lantai 2 pun tampak kosong, mencerminkan akhir dari sebuah era belanja bagi warga Kediri.
Hingga kini, belum ada tenant baru yang menggantikan posisi Transmart di Kediri Mall. Namun, manajemen mall optimis untuk mencari investor baru agar bisa mengisi kekosongan tersebut. Sementara itu, masyarakat masih bertanya-tanya tentang nasib belanja mereka di Kediri dan bagaimana langkah berikutnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah tutupnya Transmart.
Dengan tutupnya Transmart, banyak yang berharap agar kedepannya akan ada ritel lain yang bisa menggantikan dan memberikan pengalaman belanja yang lebih baik di Kediri.