“Terkait dengan berita tentang keterlibatan saya dalam Yayasan Peduli Pesantren yang kini beredar luas, tadi pagi saya sudah kirim surat ke Syafril Nasution (orang dekat Harry Tanoe, wakil ketua YPP). Saya nyatakan tak bersedia duduk di dalam yayasan pada posisi apapun,” tegasnya kepada wartawan di Hotel Horison Suites Surabaya, Jumat (9/12/2016).
Pihaknya menghargai gagasan YPP untuk membantu dana guna memajukan pesantren. Tetapi proses pembentukan yayasan yang dianggap terlalu cepat dan nuansa politik yang kuat. “Ini membuat saya tak bersedia duduk dalam posisi apapun. Apalagi kemarin saya diberitahu bahwa saya diminta untuk menjadi anggota Dewan Etik Mahkamah Konstitusi,” tukasnya.
Gus Sholah berharap dengan tabayyun atau klarifikasi ini tidak akan ada lagi kesimpangsiuran informasi. “Ini juga untuk menjawab pertanyaan para masyayikh, ulama, kiai, habaib dan masyarakat luas, termasuk juga keluarga besar pesantren Tebu Ireng Jombang. Moro-moro tangi dipisuhi uwong (tahu-tahu bangun tidur, dimaki orang. Tapi saya tidak akan menempuh langkah hukum, meskipun ini perbuatan tidak menyenangkan,” jelasnya.( dmr/ tyo )