Pada tanggal 6 Mei lalu, dua bakal calon presiden, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, melakukan kampanye bersama di Jawa Timur. Keduanya diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) dengan tujuan menarik simpati pemilih di Jatim yang memiliki jumlah pemilih terverifikasi sebanyak 31.570.000 orang. Jumlah ini sekitar 37% dari jumlah penduduk potensial pemilih nasional yang mencapai 204 juta orang.
Fikri di Sia Cita, seorang dosen Ilmu Komunikasi Politik Universitas Negeri Yogyakarta, mengungkapkan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi dengan tingkat partisipasi politik yang tinggi. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para kontestan Pilpres 2024.
Namun, yang perlu diperhatikan oleh para kandidat Pilpres adalah pergeseran karakter pemilih di Jatim. Jika sebelumnya suara Jatim didominasi oleh kalangan santri, saat ini suara tersebut didominasi oleh pemilih rasional yang akan menggunakan hak suaranya berdasarkan pada ketokohan dan citra baik tokoh yang diusung.
“Penting bagi dua bakal calon presiden ini untuk menemukan calon wakil presiden yang dapat merepresentasikan karakter pemilih di Jawa Timur. Ada dua tokoh potensial yang dapat dilirik, yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD. Mereka merepresentasikan kelompok nasionalis dan kalangan religius berbasis Negeri, yang merupakan titik pertemuan di Jawa Timur.” katnya
Oleh karena itu, tantangan bagi Anies Baswedan adalah menemukan cawapres yang dapat merepresentasikan kalangan nasionalis, sedangkan tantangan bagi Ganjar Pranowo adalah menemukan cawapres yang mampu merepresentasikan kalangan Islam santri. Hal ini penting bagi masing-masing capres untuk memenangkan basis suara di Jawa Timur pada Pemilu 2024 mendatang.
Pada bulan Januari lalu, sejumlah lembaga survei di Jawa Timur merilis beberapa nama potensial yang mendapat simpati dari pemilih, antara lain Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Khofifah Indar Parawansa. Nama-nama tersebut memiliki prosentase suara yang hampir sama, yaitu berkisar antara 20% hingga 30%.
Surokim Abdus Salam, Peneliti Senior Surabaya Survey Center, mengungkapkan bahwa Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan memiliki potensi peningkatan prosentase suara setelah mereka secara resmi diumumkan sebagai bakal calon presiden oleh partai politik masing-masing. Saat ini, situasinya masih menunggu kemunculan nama Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden di Jawa Timur.