“Kemungkinan (harga) komoditas masih akan positif di semeter I 2022. Kalaupun turun, mungkin tidak banyak,” ungkap Hans kepada Jawa Pos kemarin (4/1).
Menurut dia, pasar saham masih akan bergerak ke saham yang lebih rigid, memiliki fundamental bagus, dan valuasi menarik. Apalagi, besarnya aliran dana asing yang masuk Indonesia dipicu kenaikan harga komoditas.
Meski demikian, Hans melihat investor ritel, khususnya generasi milenial, lebih aktif bertransaksi di saham-saham berkapitalisasi kecil. Alasannya, faktor satuan harga yang dianggap murah dan volatilitas yang tinggi. Saham yang mengalami kenaikan tinggi menarik minat investor ritel untuk ikut bertransaksi.